
Pantau - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengecam kekerasan aparat keamanan di lingkungan SDN 24 Galang dan SMPN 22 Galang di Batam, dalam bentrokan memprotes rencana proyek Rempang Eco City.
Kepala Bidang Advokasi Guru P2G Iman Zanatul Heri mengatakan, aparat keamanan seharusnya menggunakan pendekatan yang lebih preventif dan manusiawi dalam agenda relokasi Pulau Rempang.
"Kami menyesalkan dugaan adanya kekerasan di lingkungan sekolah yang terdampak bentrok antara warga pulau Rempang dengan aparat keamanan," kata Iman dalam keteramgan tertulis, Selasa (12/9/2023).
Iman mendesak agar Kemendikbudristek, KemenPPPA, dan KPAI harus turun tangan langsung ke lapangan memberikan layanan pendampingan untuk trauma healing pascabentrok kepada guru dan siswa.
"Ini perlu persiapan yang matang dan tidak mengurangi hak anak untuk belajar dengan aman dan nyaman," ujarnya.
P2G mencatat, dari 36 sekolah di Kecamatan Galang diduga lokasi kekerasan adalah di sekitar SD Negeri 24 Galang yang memiliki 13 guru, 154 siswa, dan 132 siswi. Lalu SMP Negeri 22 Galang memiliki 19 guru, 180 siswa, dan 171 siswi.
"Mengingat sekitar ada 36 sekolah di Kecamatan Galang, Pulau Rempang, diperkirakan ada ribuan anak yang mengalami relokasi sekolah atau terdampak. Ini bukan perkara mudah,” kata dia.
Iman menyatakan, dalam proses relokasi tersebut, aparat dan pemerintah hendaknya memprioritaskan keamanan dan keselamatan anak.
“Seharusnya tidak boleh ada kekerasan dalam bentuk apapun di lingkungan sekolah atau madrasah. Sekolah harus menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi tumbuh kembang anak,” tegasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas