
Pantau - Kementerian Agama (Kemenag) menilai, lembaga pendidikan menjadi tempat paling tepat untuk menyemai moderasi beragama, dari mulai konseptual sampai implementasi.
“Universitas Gadjah Mada (UGM), sangat welcome terhadap apa yang disebut dengan toleransi beragama, yang di dalamnya itu menjadi bagian penting dari indikator moderasi beragama,” ujar Kabalitbangdiklat Kemenag, Suyitno, di kampus UGM Yogyakarta, Selasa (21/11/2023).
Suyitno menyampaikan hal tersebut pada Diskusi Publik Ekspos Inovasi Moderasi Beragama yang diselenggarakan di Gadjah Mada University Club, Yogyakarta.
Suyitno menyampaikan, satuan pendidikan seperti UGM, sebagai Lembaga pendidikan tinggi harus bisa menjadi menjadi role model program moderasi beragama.
Hal ini sejalan dengan agenda Balitbang Diklat Kemenag yang sudah bekerjsama dan melibatkan beberapa kampus.
“Ini bertujuan untuk mendiseminasikan Moderasi Beragama (MB) dengan baik, sehingga MB bukan hanya sebuah tutorial, indoktrinasi, tapi menjadi program dan implementasi di lembaga pendidikan,” terang Suyitno.
“Lahirnya Perpres Nomor 58 Tahun 2023 Tentang Penguatan Moderasi Beragama. MB itu bukan program eksklusif Kemenag, tapi program inklusif semua kementerian dan lembaga,” lanjutnya.
Suyitno memaparkan, pada Perpres tersebut, Kemenag diberikan mandatori yang beranggotakan semua K/L. Hal ini, lanjutnya, program MB bukan hanya dalam bentuk seremonial, tetapi dapat dirasakan dampaknya.
Ia mencontohkan, penguatan MB yang dilaksanakan di lingkungan Balitbang Diklat Kemenag, dilakukan dengan berbagai program.
Contohnya, Lomba Musik Moderasi Beagama, Lomba Film Moderasi Beragama, dan Lomba Inovasi Moderasi Beragama.
“Program inovasi moderasi beragama melalui berbagai genre musik, mendapatkan antusias yang sangat luar biasa dari kalangan gen Z,” tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas