billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Bertambah jadi 44 Korban Tewas, BNPB Singgung Alih Fungsi Lahan Penyebab Banjir Bandang

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Bertambah jadi 44 Korban Tewas, BNPB Singgung Alih Fungsi Lahan Penyebab Banjir Bandang
Foto: Salah satu rumah warga di Kecamatan Ampek Angkek yang menjadi korban musibah banjir bandang lahar dingin, Sabtu (11/5/2024). (ANTARA/Al Fatah)

Pantau - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyinggung pesoalan alih fungsi lahan tak jauh dari aliran sungai dari Gunung Merapi yang memperbesar dampak banjir bandang di Sumatra Barat (Sumbar) hingga merenggut nyawa 44 jiwa.

"Bahwa ketika ada lembah dengan sungai seperti ini maka pada kondisi tertentu akan ada debit air yang sudah ada loh debit banjir 30 tahun, 50 tahun lebih besar, maka air ini butuh ruang untuk melimpas, artinya ketika dia punya ruang sebelum menggapai jalan ini ditumbuhi oleh pepohonan itu ketika dia melintas itu efeknya sampai di jalan itu akan tipis, kecil," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Abdul Muhari, dalam konferensi pers, Senin (13/5/2024).

Dia menuturkan, pada 2013, sekitar aliran sungai masih banyak area yang ditumbuhi pepohonan. Namun kini, banyak berdiri tempat pemandian, sehingga aliran banjir masuk ke permukiman warga.

"Akan berbeda kemudian kalau pohonnya, kita konversi 2014, mulai ada tempat pemandian, itu dipangkas, kemudian lahannya dibuka dan semakin menyempit juga untuk pergerakan air tersebut, ini sangat banyak, tentu saja kita tidak bisa menghalangi bahwa oh itu aktivitas ekonomi masyarakat tapi kita harus benar-benar memperhatikan aktivitas ekonomi ini berdampak kepada lingkungan atau tidak," jelasnya.

"Sehingga kalau kita lihat ini ada pemandian, alih fungsi, yang kemudian memangkas daerah buffer tadi. Kalau kita lihat sebelumnya ini 2013, 10 tahun lalu, itu masih sangat-sangat ditumbuhi oleh pohon yang cukup lebat, artinya kalaupun terjadi debit air yang sangat luas dia tidak akan langsung berdampak untuk menghantam bagian tebing jalan," tambahnya.

Diberitakan seelumnya, bencana banjir bandang lahar dingin di Sumatra Barat (Sumbar) menelan korban jiwa. Jumlah korban tewas bertambah menjadi 44 orang.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, hari ini ditemukan kembali 6 jenazah korban dan 15 korban lainnya masih dalam pencarian.

"Adapun rincian korban meninggal dunia per siang ini antara lain di Kabupaten Agam 19 orang, Kabupaten Tanah Datar 14 orang, Kabupaten Padang Pariaman 8 orang, Kabupaten Padang Panjang dua orang. Sementara itu, korban dalam pencarian sebanyak 15 orang," kata Abdul kepada wartawan, Senin (13/5/2024).

Sementara itu, BNBP meminta warga sekitar untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat jumlah pengungsi di Kabupaten Agam sebanyak 1.159 jiwa dan di Kabupaten Tanah Datar sebanyak 2.039 jiwa.

Diketahui, berdasarkan catatan data korban resmi BNPB, 6 korban yang ditemukan merupakan 5 korban berasal dari Kabupaten Tanah Datar dan 1 korban warga Padang Pariaman.

Penulis :
Khalied Malvino