Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Ini Pengakuan Dosen Syarif Maulana Terkait Dugaan Kekerasan Seksual

Oleh Nur Nasya Dalila
SHARE   :

Ini Pengakuan Dosen Syarif Maulana Terkait Dugaan Kekerasan Seksual
Foto: Ilustrasi kekerasan seksual. (Freepik)

Pantau - Viral di media sosial X mengenai kasus kekerasan seksual yang melibatkan dosen luar biasa Universitas Parahyangan yang bernama Syarif Maulana (SM). Menyikapi kasus tersebut, SM mengakui kesalahannya dengan mengunggah pernyataan melalui akun X-nya, @syarafmaulini, pada Jumat (10/5/2024).

Dalam pernyataannya, dia mengaku telah mengirimkan sejumlah pesan genit hingga ajakan melakukan hubungan seksual, baik kepada orang yang dikenalnya secara langsung maupun hanya di media sosial. Syarif juga mengaku telah melakukan hal serupa secara langsung.

"Saya mengaku bersalah atas perbuatan mengirimkan pesan lewat Whatsapp, DM X, atau Instagram pada sejumlah orang yang saya kenal langsung atau sebatas mutual di media sosial, yang berisi pesan genit dan flirting seperti permintaan foto diri (PAP), ajakan untuk bertemu, ajakan untuk berelasi, dan dalam kasus tertentu berujung pada pengiriman pesan mesum, tidak sopan dan tidak senonoh hingga ajakan untuk berhubungan seksual, yang menyebabkan perasaan tidak nyaman dan bahkan trauma pada korban," tulis Syarif melalui akun X-nya.

"Saya mengaku bersalah atas perbuatan yang dilakukan pada saat pertemuan tatap muka dengan sejumlah orang yang saya kenal langsung, yang menunjukkan dan menyampaikan pesan genit dan flirting, yang dalam kasus tertentu berujung pada pesan mesum, tidak sopan, dan tidak senonoh berupa ajakan berelasi hingga ajakan berhubungan seksual, yang menyebabkan perasaan tidak nyaman dan bahkan trauma pada korban," tambahnya.

Kemudian, dia menyinggung perihal kasus serupa yang dilakukannya di kampus T**kom. Syarif menyampaikan permintaan maafnya karena telah merugikan sejumlah pihak kampus hingga yang sedang bekerjasama dengannya.

"Terkait postingan di X penhal kasus kekerasan seksual saat saya bekerja di T**kom (antara tahun 2013 - 2017), saya bersedia diperiksa oleh tim investigasi dan bekerjasama penuh mengikuti segala proses yang diperlukan. Saya memohon maaf sebesar-besarnya pada para korban. Saya juga memohon maaf pada para pihak yang telah dirugikan akibat perbuatan saya ini, termasuk diantaranya teman-teman Kelas Isolasi, komunitas, jejaring, para penerbit, toko buku, penyelenggara acara, kampus, dan phak-phak lainnya yang pernah dan sedang bekerjasama dengan saya," katanya.

Adapun, dia juga mengatakan akan segera menyelesaikan terkait keterlambatan pengiriman buku dan masalah pinjol yang melibatkannya.

"Terkait masalah pinjol dan keterlambatan pengiriman buku yang telah dipesan selama hampir dua bulan (sebagaimana dituliskan juga dalam sejumlah postingan di X), akan saya selesaikan secepatnya dan segera menghubungi pihak-pihak yang dirugikan," ujar dia.

Terakhir, dia menyampaikan permohonan maaf dan mengaku telah menyesali perbuatannya.

“Perbuatan yang saya lakukan ini adalah murni kesalahan saya pribadi dan tidak ada sangkut pautnya dengan komunitas, jejaring, dan pihak-pihak lain yang pernah dan sedang bekerjasama dengan saya. Saya meminta maaf, sangat menyesal atas perbuatan-perbuatan tersebut, berjanji untuk tidak mengulanginya, dan bersedia menerima segala konsekuensi, bekerjasama penuh dalam proses pemeriksaan yang dilakukan oleh tim investigasi, serta bertanggung jawab menanggung seluruh biaya dan menjalankan langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka pemulihan psikis para korban," demikian pernyataan tertulisnya.

Sebelumnya, Viral cuitan dari media sosial X yang mengungkap bahwa seorang dosen di Fakultas Filsafat, bernama Syarif Maulana (SM), terlibat dalam kasus kekerasan seksual.

Pada unggahan yang beredar, SM diduga melakukan pelecehan hingga kekerasan seksual. Melalui akun X miliknya, SM menyatakan siap menjalani investigasi.

"Pada tanggal 9 Mei, unggahan media sosial X melaporkan beragam kasus kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh SM, dosen luar biasa dari Fakultas Filsafat Unpar. Kekerasan seksual tersebut terjadi dalam konteks komunitas kelas filsafat daring (kelas isolasi) yang didirikan oleh yang bersangkutan," tulis Satgas PPKS Unpar melalui akun Instagram resminya, Minggu (12/5/2024).

Penulis :
Nur Nasya Dalila