
Pantau Opini - Di saat israel melakukan genosida atau pembunuhan masal dan ethnic cleansing di palestina dimana jumlah korban tewas dalam 8 bulan terakhir menurut Kementerian Kesehatan di Gaza ada sekitar 36.171 orang dan jumlah korban yang luka-luka ada sekitar 81.420 orang.
Pertanyaannya kenapa suara dari tokoh-tokoh HAM serta para pembela hak-hak kaum perempuan dan anak-anak yang dari barat tersebut tidak terdengar? Dan mengapa ketika ada seorang perempuan muslim yang bekerja di sebuah sekolah memakai jilbab. Setelah ia baru saja menikah, para tokoh HAM dan tokoh-tokoh feminisme barat tersebut langsung berteriak dengan menuduh sang suami telah melanggar HAM karena telah menindas dan memaksa isterinya untuk memakai jilbab. Padahal sang isteri melakukan hal atas kemauannya sendiri bukan karena dipaksa oleh sang suami.
Oleh karena itu wajar kita bertanya mengapa dalam masalah jilbab mereka sangat sensitif sementara ketika lebih 36 ribu orang mati dibunuh oleh israel para pejuang HAM, dan tokoh-tokoh pembela hak-hak perempuan dan anak-anak yang ada di barat tersebut malah diam seribu bahasa.
Jadi apa sebenarnya yang ingin mereka bela dan perjuangkan? Sejatikah perjuangan mereka tersebut? Mengapa dalam hal yang remeh temeh seperti masalah jilbab mereka dengan garangnya memblow up masalah tersebut sedemikian rupa, sehingga menggemparkan dunia. Tetapi ketika hak-hak rakyat palestina dan hak-hak kaum perempuan serta anak-anak palestina diinjak-injak oleh israel, suara mereka malah nyaris tidak terdengar.
Padahal apa yang dilakukan oleh israel tersebut sudah jelas-jelas merupakan pelanggaran HAM berat karena mereka telah menghabisi nyawa puluhan ribu rakyat palestina dimana kebanyakan dari mereka yang tewas tersebut adalah kaum perempuan dan anak-anak.
Untuk itu kita perlu mengutuk sikap tidak terpuji yang telah dipertontonkan oleh tokoh-tokoh HAM dan para pejuang hak-hak kaum perempuan dan anak-anak dari barat tersebut karena ternyata, konsep HAM yang mereka miliki adalah konsep HAM yang diskriminatif dan tidak berkeadilan serta sangat sarat dan kental dengan muatan islamophobianya.
Oleh Wakil Ketua Umum MUI
Anwar abbas
- Penulis :
- Sofian Faiq