Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Kakak Adik Spesialis PDF Fiktif di Palembang Ditangkap, Raup Untung Rp200 Juta

Oleh Nur Nasya Dalila
SHARE   :

Kakak Adik Spesialis PDF Fiktif di Palembang Ditangkap, Raup Untung Rp200 Juta
Foto: Ilustrasi penangkapan. (Pixabay)

Pantau - Pihak kepolisian menangkap kakak beradik yang merupakan spesialis pembobol HP dengan mengirim PDF undangan fiktif di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).  

Kedua pelaku tersebut bernama Tino (35) dan Ariansyah (28) warga Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

"Kami berhasil mengamankan dua pelaku illegal access atas nama Tino dan Ariansyah. Keduanya adalah kakak-adik spesialis pengirim aplikasi berkedok pdf fiktif," Kapolrestabes Palembang Kombes Harryo Sugihhartono, Rabu (5/6/2024).

Para pelaku telah melancarkan aksinya selama 2 tahun dan telah memperoleh untung hingga Rp200 juta.

"Sudah dua tahun (beraksi). Selama ini sudah dapat Rp 200 juta," kata Tino kepada polisi di Mapolrestabes Palembang, Rabu (5/6/2024).

Dalam menjalankan aksinya, pelaku menggunakan 4 ponsel, yakni 2 milik Tito dan 2 milik Ariyansyah. Dia mengaku telah melakukan aksinya secara otodidak. Dua ponsel tersebut digunakan untuk menyebarkan PDF dan menyimpan data korban di Telegram.

"Satu (ponsel) untuk menyebarkan PDF. Ponsel satunya untuk Telegram tempat penyimpanan data korban," katanya.

Lebih lanjut, Harryo menjelaskan modus yang dilakukan kedua pelaku adalah dengan mengirim sebuah PDF yang terlihat seperti undangan pernikahan dan  surat pemanggilan dari polisi melalui WhatsApp. Para pelaku menyamar dengan menggunakan foto profil dengan logo Polri.

"Pelaku Tino dan Ariansyah ini modusnya mengirim undangan pernikahan atau surat pemanggilan (polisi). Fotonya pakai foto anggota (polisi) atau logo Polri," kata Harryo.

Setelah menyamarkan identitas, para pelaku mengirimkan PDF kepada sejumlah korban. Para korban kemudian membuka PDF tersebut, yang akhirnya mengakibatkan data korban diambil oleh pelaku.

"Banyak yang akhirnya membuka surat fiktif tersebut. Begitu dibuka, seluruh data yang ada di ponsel korban akan terserap ke ponsel pelaku," terangnya.

Usai melancarkan aksinya, data korban yang telah mereka curi langsung dipindahkan ke Telegram di ponsel yang berbeda untuk disimpan secara permanen.

"Setelah data korban tersedot, pelaku akan memindahkan data tersebut ke aplikasi Telegram di ponsel berbeda agar tersimpan permanen," lanjutnya.

Penulis :
Nur Nasya Dalila
Editor :
Nur Nasya Dalila