Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Polisi Ungkap Istri-Anak-Pacar Anak Sempat Rekayasa Pembunuhan Bos Aksesori di Bekasi

Oleh Nur Nasya Dalila
SHARE   :

Polisi Ungkap Istri-Anak-Pacar Anak Sempat Rekayasa Pembunuhan Bos Aksesori di Bekasi
Foto: Konferensi Pers Kasus Pembunuhan Pengusaha Aksesori di Bekasi (Dok. Istimewa)

Pantau - Aparat kepolisian mengungkap pembunuhan Asep Saepudin (43), seorang pengusaha aksesori di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, sempat direkayasa oleh istri, anak, dan pacar anaknya. Istri korban, Juhariah (45), awalnya mengaku kepada keluarga suaminya bahwa suaminya mencekiknya setelah ketahuan berselingkuh.

Setelah membunuh suaminya, Juhariah sempat mengabari kakak korban. Dia mengabarkan kakak suaminya bahwa korban meninggal.

"Yang pertama kali mengabari kakak kandung korban itu istrinya, si J. Dia mengabari kakak korban bahwa korban meninggal," kata Kanit Reskrim Polsek Setu Iptu Nano Ramansyah, dikutip detikcom, Selasa (23/7/2024).

Usai mengetahui kabar tersebut, kakak korban mendatangi rumah korban di kawasan Setu, Bekasi. Pada saat itu, kakak korban telah curiga karena kematian korban terlihat tidak wajar.

"Setelah dapat kabar itu, pelapor datang ke TKP. Dilihat memang betul sudah tidak bernyawa, dicek ada lebam di mata, bibir dalam luka robek seperti bekas cekikan," ujarnya.

Kemudian, Juhariah mengaku kepada keluarga korban bahwa korban ketahuan berselingkuh. Hal itu membuat dirinya dan korban cekcok yang kemudian berujung pada keributan.

"Awalnya dia bilang kalau suamianya selingkuh, cekcok antara dia dan almarhum, sama-sama mencekik, pengakuannya. Kemudian karena menurut pengakuannya almarhum ini mencekik, didorong lah almarhum ini sehingga kepalanya kejedot ke lemari," ucapnya.

Namun sebenarnya, korban dibunuh oleh Juhariah bersama anaknya, Silvia Nur Alviani (22), dan pacar anaknya, Hagistko Pramada (22). Hagistko merupakan pelaku yang mengeksekusi korban dengan cara mencekik dan memukulnya menggunakan helm.

Adapun dalam aksi pembunuhan tersebut, ketiganya bersekongkol dengan memiliki motif yang berbeda-beda. Ada yang sakit hati karena uang diberi sedikit hingga ada juga karena hubungan tidak direstui.

"Motifnya karena dikasih nafkah cuma sedikit, sementara penghasilan suaminya gede. Terus ada indikasi selingkuh, padahal kan nggak. (nafkah) per hari cuman dikasih Rp 100 ribu," kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, AKBP Gogo Galesung.

Dia juga menambahkan motif Juhariah (45) membunuh suaminya karena sudah tidak romantis dan harmonis lagi.

"Alasannya karena suaminya tidak romantis, hubungannya sudah tidak harmonis," kata Gogo.

Sedangkan motif Silvia Nur Alviani (22) tega membunuh ayahnya sendiri itu disampaikan oleh Kanit Reskrim Polsek Setu, Iptu Nano Romansah. Katanya, Silvia mengaku sakit hati hubungannya dengan sang pacar, Hagistiko Pramada (22), tidak direstui ayahnya.

"Kalau anaknya itu mengaku sakit hati karena hubungan sama pacaranya sudah lama pacaran 4 tahun, tetapi tidak direstui," kata Nano.

Diketahui, pembunuhan terhadap korban tersebut telah direncanakan para tersangka dua minggu sebelum mengeksekusi korban. Awalnya korban rencanya dibunuh dengan cara diracun menggunakan sabun likuid namun rencana tersebut gagal.

Sebelumnya, korban meninggal pada Kamis (27/6) di rumahnya. Kemudian, dilakukan ekshumasi pada Senin (15/7). Dari hasil penyelidikan terungkap korban dibunuh oleh istri korban bernama Juhariah, anak pertama korban bernama Silvia Nur Alfiani, pacar anak korban bernama Hagistko Pramada. Korban merupakan seorang pengusaha aksesori dan aksi pembunuhan terhadap korban telah direncanakan.

"Usaha aksesori kalung, gelang, yang gitu-gitu. Dia suka ngirim barang ke Lampung. (Pembunuhan) sudah direncanakan oleh para tersangka," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, AKBP Gogo Galesung.

Penulis :
Nur Nasya Dalila