Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Sederet Fakta Remaja 19 Tahun di Batu Ditangkap gegara Terlibat Terorisme

Oleh Firdha Riris
SHARE   :

Sederet Fakta Remaja 19 Tahun di Batu Ditangkap gegara Terlibat Terorisme
Foto: Petugas Gegana berjaga di dekat rumah HOK, Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (1/8/2024). ANTARA/Ananto Pradana

Pantau - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri belum lama ini menangkap terduga teroris yang masih remaja berusia 19 tahun dengan inisial HOK di Batu, Jawa Timur (Jatim). Bagaiaman perjalanan kasus ini? berikut yang 
telah dirangkum tim Pantau.com pada Selasa (6/8/2024).

Remaja Terduga Teroris Ditangkap

HOK remaja 19 tahun ditangkap pada Rabu (31/7) malam sekitar pukul 19.15 WIB di Jalan Langsep, Kelurahan Sisir, Batu, Jawa Timur. Terduga teroris itu ditangkap saat mau membuang barang bukti berupa bahan kimia untuk merakit bom.

"Saat tersebut berada di sebuah kendaraan yang saat akan bersiap siap untuk membuang beberapa barang bukti bahan kimia yang digunakan untuk bahan peledak," kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar, Kamis (1/8/2024).

Pada Kamis (1/8), tim Densus 88 dan Polda Jatim melakukan penggeledahan penyisiran rumah kontrakan HOK di Kompleks Perumahan Bunga Tanjung, Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.

Dalam kasus ini, juga disita sejumlah barang bukti yang diduga merupakan bahan kimia pembuatan bom, termasuk bahan peledak berjenis triacetone triperoxide alias TATP yang sangat berbahaya dan memiliki daya ledak tinggi (high explosive).

Atas perbuatannya, tersangka HOK dijerat dengan Pasal 15 juncto Pasal 7 dan/atau Pasal 9 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang.

Rencanakan Bom Bunuh Diri di Tempat Ibadah

Terduga teroris HOK ternyata berencana melakukan aksi bom bunuh diri di dua tempat ibadah yang berada di Malang, Jawa Timur.  Dari hasil penyelidikan HOK mau beraksi dengan salah satau jenis bahan peledak.

"Pelaku berencana melakukan bom bunuh diri di dua tempat peribadahan di Malang. Berencana aksi teror bom bunuh diri dengan menggunakan bahan peledak jenis TATP (triaceton triperoxide)," kata  Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko.

Namun, pihak kepolisian belum menjelaskan lebih lanjut soal kapan dan detail rencana aksi teror HOK. Sejauh ini, penyidik melakukan pemeriksaan intensif terhadap tersangka terorisme itu.

Belajar Rakit Bom dari Internet

Bahkan yang tidak terduga adalah HOK belajar merakit bom dari internet hingga media sosail (medsos). HOK memiliki semangat merakit bom karena mengakses berbagai situs propaganda dari Daulah Islamiyah. Dalam penggeledahan, polisi juga menemukan beberapa gotri yang menjadi salah satu bahan peledak.

"Mempelajari cara untuk membuat atau merakit bom ini melalui internet ada website tertentu yang diakses, dan juga melalui media sosial. Dalam penggeledahan juga ditemukan stoples berisi gotri yang biasa digunakan sebagai enhancement atau menambah daya rusak bom yang dibuat tersebut," ungkap Aswin, Jumat (2/8/2024).

Berbaiat ke ISIS via Online

Polri mengungkap bahwa tersangka terorisme, HOK, merupakan simpatisan Daulah Islamiyah yang berafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). HOK berbaiat secara online.

“Yang bersangkutan sudah berbaiat. Baiat dilakukan secara online oleh yang bersangkutan menggunakan salah satu aplikasi media sosial, berbaiat kepada amir (pemimpin) Daulah Islamiyah ISIS,” kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar, Sabtu (3/8/2024).

HOK mengakses berbagai situs yang berisi propaganda Daulah Islamiyah. Remaja itu juga mendapatkan informasi radikal dari media sosial, sehingga muncul perasaan ingin melakukan bom bunuh diri. Ia juga rutin mengikuti berbagai kegiatan propaganda yang dilakukan oleh ISIS di media sosial.

“Tersangka tersebut mendapatkan atau memiliki ghirah, ghirah itu kira-kira semangat, untuk melakukan serangan seperti ini itu secara sendiri. Dia mengakses berbagai situs yang berisi anjuran atau propaganda Daulah Islamiyah,” kata Aswin.

Beli Bahan Bom Pakai Uang Jajan dari Ortu

Terungkap ternyata HOK ini membeli bahan pembuatan bom dengan uang dari orang tuanya yang ia tabung. Menurut pengakuan tersangka, bahan peledak yang dipesan dikirimkan ke alamat rumah yang juga diketahui oleh ortunya. Oleh sebab itu, diimbau bahwa masyarakat tidak abai terhadap anggota keluarga.

"Setelah digali, biaya atau dana yang digunakan untuk pembelian bahan-bahan ini didapat oleh yang bersangkutan dari tabungan sendiri. Uang jajan, kalau menurut keterangannya, yang diberikan oleh orang tua yang bersangkutan," kata Aswin.

"Ternyata sebegitunya tinggi motivasi remaja seperti HOK yang menabung sendiri untuk membeli bahan-bahan peledak tersebut. Bahwa pemesanan menggunakan alamat rumah, pembuatan juga di rumah, dan itu diketahui oleh orang tua," lanjutnya.

Coba Buat Bom di Kamarnya

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap HOK dan orang tuanya, terkuak bahwa HOK juga pernah mencoba membuat bom di dalam kamarya. Percobaan yang sempat menimbulkan ledakan itu membuat orang tuanya bertanya-tanya, namun HOK beralasan sedang main petasan.

"Pernah mencoba di dalam rumahnya, di dalam rumahnya memicu atau membakar, kemudian terjadi ledakan. Ditanya oleh keluarganya, 'apa itu?', dia bilang bahwa dia sedang main petasan di dalam kamar," kata Aswin saat konferensi pers, Senin (5/8/2024).

Motif Remaja HOK Rakit Bom

Polisi mengungkap motif HOK merakit bom dan berniat melakukan bom bunuh diri. Jadi, diduga remaja ini terprovokasi propaganda Daulah Islamiyah. Meski begitu, motif pastinya masih dalam penyelidikan.

"Motif masih diselidiki. Dugaan sementara karena terprovokasi propaganda Daulah Islamiyah secara online, melalui internet atau socmed," kata Aswin.

Kronologi HOK Terpapar Propaganda

Terungkap kronologi bagaimana remaja HOK terpapar propaganda Daulah Islamiyah hingga berencana melakukan bom bunuh diri. Proses itu terjadi dalam kurun waktu 6-7 bulan.

Tersangka HOK pertama kali berinteraksi dengan media sosial yang berkaitan dengan Daulah Islamiyah yang terafiliasi dengan ISIS pada bulan November 2023.

"Prosesnya sangat cepat. Bergabung dengan salah satu grup. Di grup tersebut terjadi interaksi antara tersangka dan seseorang, lalu yang bersangkutan ditawarkan untuk ikut lagi ke grup sosial media yang lebih spesifik, bahkan itu berbayar. Yang bersangkutan membayar dengan uang jajannya," kata Aswin.

Di dalam grup tersebut, lanjut dia, tersangka HOK mendapatkan banyak video terkait dengan propaganda ISIS seperti video eksekusi, peperangan ISIS, serta video tentang baiat. HOK yang masih penasaran lantas bergabung ke dalam grup Telegram kelompok-kelompok radikal lintas negara. HOK gabung ke dua kanal yang berisi propaganda.

"Ada video penjelasan bagaimana tindakan-tindakan ataupun aktivitas oleh ISIS itu sudah sesuai dengan syariat Islam," katanya.

"Berisi tentang penjelasan bahwa pemerintah yang tidak menerapkan hukum Islam itu harus diperangi, syirik demokrasi, teks dan video baiat amir ISIS, video latihan perang Daulah Islamiyah, tutorial cara menggunakan bahan-bahan peledak, seri-seri tauhid dalam versi Daulah Islamiyah, serta beberapa musik atau lagu yang berisi propaganda," lanjut Asmin.

Orang Tua HOK Sempat Diamankan

Densus 88 Antiteror Polri juga turut mengamankan orang tua dari HOK di Solo, Jawa Tengah, saat perjalanan dalam kereta dari Malang menuju Jakarta. Ketika itu, ortu HOK tidak membawa benda berbahaya apapun, termasuk bom di kereta.

"Orang tua yang bersangkutan kebetulan ditemui, atau saat akan dimintai keterangan, orang tua dari tersangka HOK ini sedang berada dalam perjalanan menuju ke Jakarta di dalam sebuah kereta. Ini juga untuk menegaskan bahwa tidak ada bahan peledak atau bom yang dibawa oleh orang tua tersangka," kata Aswin, Minggu (4/8/2024).

Lebih lanjut kini orang tua HOK telah dipulangkan oleh pihak kepolisian, setelah dipastikan tidak berkaitan dengan kelompok teroris.

"Ada beberapa orang yang dimintai keterangan terkait penangkapan HOK ini, semuanya telah dipulangkan sehingga mereka bukan atau tidak terlibat dalam tindak pidana tersebut. Salah satunya yg telah dipulangkan adalah orang tuanya juga," ujar Aswin, Senin (5/8/2024).


 Laporan: Nadiya Eva Amalia & Annisa Rahmawati

Penulis :
Firdha Riris
Editor :
Firdha Riris

Terpopuler