
Pantau - DKI Jakarta, dinilai siap untuk menjalankan program makan bergizi gratis bagi siswa. Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Yudha Permana, menegaskan bahwa dengan anggaran yang memadai, Jakarta mampu merealisasikan program ini dalam waktu dekat.
Menurut Yudha, program ini awalnya sudah diterapkan dalam bentuk pemberian sarapan pagi bagi siswa dari keluarga tidak mampu di beberapa kelurahan.
Namun, ia merasa bahwa program tersebut perlu ditingkatkan menjadi pemberian makan siang yang bergizi.
"Saat ini sarapan yang diberikan hanya berupa snack pagi, seperti telur atau makanan ringan lainnya. Ini belum cukup maksimal dalam memenuhi kebutuhan gizi siswa," kata Yudha dalam diskusi publik Pantau.com, bertajuk "Makan Bergizi Gratis, Akankah Jadi Kenyataan?" yang diadakan di Yellowfin Senopati, Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2024).
Baca: Diskusi Publik: “Makan Bergizi Gratis, Akankah Jadi Kenyataan?”
Baca Juga: Tantangan Implementasi Program Makan Bergizi Gratis di Tingkat Nasional
Ia mengungkapkan bahwa dirinya sudah mengusulkan peningkatan anggaran untuk program makan siang bergizi ini sejak tahun 2019.
“Saya mengusulkan agar anggaran ditingkatkan untuk memberikan makan siang yang bergizi bagi anak-anak, karena gizi yang baik sangat penting untuk perkembangan mereka,” ungkapnya.
Yudha juga menekankan pentingnya kolaborasi antara penyelenggara eksekutif dan legislatif untuk memprioritaskan kesehatan anak-anak.
"Pemikiran kita tidak hanya fokus pada bisnis, tetapi juga harus memperhatikan kesehatan anak-anak. Mereka perlu mendapatkan asupan gizi terbaik agar dapat tumbuh dengan sehat dan mampu menyerap pelajaran di sekolah dengan optimal," ujarnya.
Program makan bergizi ini, lanjut Yudha, bisa menjadi bagian dari prioritas anggaran di bidang pendidikan dan kesehatan.
Ia menyoroti bahwa anak-anak yang datang ke sekolah dalam kondisi lapar cenderung sulit fokus pada pelajaran, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas pendidikan mereka.
"Kita tidak bisa membiarkan 40% anak-anak di sekolah dalam keadaan lapar dan 59% dari mereka berada dalam kondisi kesehatan yang kurang baik," tegas Yudha.
Data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjukkan bahwa angka kasus gagal ginjal, kanker, dan diabetes pada anak-anak terus meningkat setiap tahunnya. Yudha percaya bahwa salah satu langkah preventif adalah dengan menyediakan makanan yang bergizi sejak dini, sehingga anak-anak dapat tumbuh sehat dan kuat.
Melihat contoh negara-negara seperti Jepang, India, dan China yang berhasil menjalankan program makan bergizi di sekolah, Yudha yakin bahwa Jakarta juga mampu melaksanakan program serupa.
"Negara-negara tersebut telah menunjukkan bagaimana asupan makanan bergizi di sekolah dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas fisik, sosial, dan intelektual anak-anak," katanya.
Saat ditanya mengenai kesiapan Jakarta, Yudha menjelaskan bahwa dengan jumlah siswa mencapai 1,5 juta orang dan anggaran APBD sebesar Rp 85 triliun, Jakarta sangat siap untuk menjalankan program ini.
"Insya Allah DKI Jakarta siap. Kita bisa mulai bertahap pada APBD 2025 atau bahkan lebih cepat jika ada dukungan dari pemerintah pusat," ucapnya optimis.
Yudha berharap, dengan adanya dukungan dari pemerintah pusat melalui APBN, serta komitmen dari pemerintah daerah, Jakarta dapat segera meluncurkan program makan bergizi gratis ini demi masa depan anak-anak Jakarta yang lebih sehat dan cerdas.
- Penulis :
- Fithrotul Uyun
- Editor :
- Fithrotul Uyun