Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Kejamnya Ibu Tiri di Pontianak Aniaya Bocah 6 Tahun gegara Gak Mau Ngurus

Oleh Firdha Riris
SHARE   :

Kejamnya Ibu Tiri di Pontianak Aniaya Bocah 6 Tahun gegara Gak Mau Ngurus
Foto: Ilustrasi garis polisi. (Pantau.com)

Pantau - Seorang anak bernama Ahmad Nizam Alfahri (6) di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), ditemukan tewas dalan karung. Nahas, ternyata bocah malang itu tewas setelah dianiaya oleh ibu tirinya, Iftahurrahman alias IF (24).

"Korban mengalami kekerasan dan penelantaran oleh ibu tirinya yang menyebabkan meninggal dunia kemudian dibungkus menggunakan plastik dan karung," kata Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Pol Raden Petit Wijaya, dilansir detikcom, Minggu (25/8/2024).

Adapun korban ditemukan tidak bernyawa di rumahnya kawasan Jalan Purnama Agung, Kelurahan Parit Tokaya, Kecamatan Pontianak Selatan, Pontianak, pada Kamis (22/8) malam sekitar pukul 19.05 WIB. Satu hari sebelumnya Rabu (21/8), sang ayah yang bernama Ichan (37) sempat membuat laporan ke polisi bahwa anaknya telah diculik.

Ayah korban juga ditelepon mertuanya yang mengabari kalau pengakuan pelaku menyebut korban sudah meninggal dunia dan masih di sekitar rumah.

Penemuan mayat korban ini bermula saat pada sore hari, Ichan mencium aroma tidak sedap dari belakang rumah. Saat dicek, betapa terkejutnya bahwa itu anaknya yang telah tewas dalam keadaan terbungkus.

"Pelaku dan ayah korban melihat sebuah benda yang berat dan terbungkus plastik, setelah dibuka benar adanya bahwa kaki itu adalah kaki anak kandung pelapor," katanya.

Ichan sempat menanyakan terkait keadaan anaknya kepada IF namun belum mengakui. Selanjutnya, Ichan membawa IF ke kantor polisi. Saat ini, ibu tiri korban telah diamankan pihak kepolisian. IF pun telah mengakui perbuatan jahatnya itu.

Untuk kronologi aksi sang ibu tiri itu bermula saat korban pulang ke rumah pada Senin (19/8) sekitar pukul 11.00 WIB, korban dimarihi pelaku tanpa alasan jelas.

Kemudian, korban dikunci di halaman belakang rumah dan tidak diberi makan. Keesokan harinya Selasa (20/8) pukul 11.00 WIB, korban dalam keadaan lemas dibolehkan masuk oleh ibu tirinya.

"Melihat korban berjalan dalam keadaan lemas dan sempoyongan, pelaku tidak sabar dan mendorong korban di depan kamar mandi, hingga korban terjatuh dan kepala korban terbentur ubin lantai kamar mandi," jelas Raden Petit.

Lebih lanjut, setalah mandi tiba-tiba korban mengalami sesak napas. Pelaku pun akhirnya mencoba memberikan napas bantuan dengan cara meniup mulut dan menekan dada korban.

Napas korban kembali teratur, namun tidak lama dan korban sulit bernapas lagi. Pelaku terus mencoba memberi napas bantuan hingga akhirnya korban sudah tidak bernapas lagi. Pelaku yang panik pergi ke halaman belakang mencari plastik sampah.

"Saat IF menyeret korban ke halaman belakang rumah dekat kompor dan mencari plastik sampah. Lalu setelah mendapatkan palstik dan karung, IF langsung membungkus tubuh korban dengan beberapa plastik dan kemudian memasukkan tubuh korban ke dalam karung yang sudah dipersiapkan, serta menyeret dan mendorong tubuh korban ke dalam celah antara dinding rumah pelaku dan tetangga sebelah," terangnya.

Terungkap korban kerap dianiaya sejak pelaku menikah dengan ayah kandung korban. Aksi ini dilakukan pelaku karena menolak kehadiran korban yang merupakan anak tirinya berada dalam rumah tangganya. Jadi, pelaku ini tidak mau mengurus anak yang bukan darah dagingnya. Ayah korban sempat berjanji bahwa bocah tersebut akan diurus oleh Asisten RumahTangga (ART), tetapi hanya janji saja tanpa pernah terealisasi.

"Dari pengakuan pelaku saat sebelum menikah pernah bilang kepada suaminya kalau tidak mau mengurus anak yang bukan darah dagingnya," ujar Petiti.

Penulis :
Firdha Riris
Editor :
Firdha Riris