
Pantau - Anggota Komisi V DPR RI, Sudjatmiko, menyoroti kecelakaan beruntun di Tol Cipularang, Senin (11/11/2024). Menurutnya, kecelakaan maut tersebut banyak dipengaruhi faktor human error.
Ia menjelaskan, jalur tol Cipularang atau Purbaleunyi memiliki karakteristik khusus, yakni berada di daerah pegunungan yang penuh dengan tanjakan dan tikungan. Sehingga, lanjutnya, membutuhkan perhatian ekstra terutama bagi kendaraan besar.
“Tol Cipularang ini memang berada di daerah pegunungan dengan banyak tanjakan dan tikungan. Seharusnya, mobil-mobil besar selalu berada di lajur kiri, bukan di lajur tengah atau kanan," kata Sudjatmiko saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Ia menilai, dalam kasus kecelakaan tersebut, kendaraan truk yang melaju justru berada di lajur kanan dan tidak memiliki cukup ruang untuk melakukan pengereman.
“Padahal, di lajur kiri sudah tersedia jalur emergency brake untuk situasi darurat. Semestinya, ketika remnya blong, dia (sopir truk) masuk ke situ,” lanjutnya.
Baca Juga: Sopir Truk Pemicu Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang bakal Diperiksa Hari Ini
Sudjatmiko menambahkan, kondisi kendaraan besar yang melintas di jalur seperti Cipularang harus dalam kondisi prima, terutama sistem pengeremannya.
Ia berpendapat, kelalaian dalam pemeliharaan kendaraan atau ketidakpatuhan sopir terhadap jalur yang diperuntukkan bagi kendaraan besar berisiko menyebabkan kecelakaan di jalur rawan ini.
Ketika ditanya tentang kemungkinan pemanggilan pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Kemenhub terkait kecelakaan ini, Sudjatmiko membenarkan adanya rencana rapat koordinasi antara kedua kementerian tersebut.
“Dari segi uji KIR, sebenarnya kendaraan yang terlibat masih layak jalan hingga 25 Maret 2025. Namun, tetap saja kecelakaan seringkali dipicu oleh faktor human error, terutama perilaku pengemudi di jalan,” tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas