
Pantau - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yenny Wahid, secara tegas menolak pelaksanaan Musyawarah Luar Biasa (MLB) di lingkungan NU.
Menurutnya, pengalaman pahit serupa pernah terjadi pada masa kepemimpinan Gus Dur, ketika eks Ketua Umum PBNU itu hampir digulingkan melalui Muktamar Cipasung pada 1994 yang disponsori oleh rezim Orde Baru.
"Cukup terjadi sekali pada Gus Dur. Jangan diulangi lagi. Masa nggak belajar juga sih?" ujar Yenny di kantor GP Ansor, Jakarta, Minggu (22/12/2024) malam.
Yenny meminta agar setiap persoalan di tubuh NU, diselesaikan dengan cara musyawarah bersama para kiai sepuh dan tokoh-tokoh NU.
Ia menegaskan, NU bukan organisasi politik, sehingga langkah-langkah seperti MLB tidak relevan untuk ditempuh.
Baca Juga: Geger Wacana Munaslub PBNU, Gus Yahya Kumpulkan Semua PWNU
"Kalau mau yang luar biasa-luar biasa itu tempatnya di organisasi politik. Jadi di NU nggak usah ada MLB-MLB-an. Itu posisi saya," tegas putri Gus Dur tersebut.
Yenny juga mengingatkan, pelaksanaan MLB hanya akan menciptakan dampak buruk bagi para pengurus NU di tingkat ranting, cabang, dan wilayah.
Ia khawatir konflik internal yang terlihat di kalangan elite NU akan memberikan contoh buruk bagi generasi muda dan mengaburkan nilai-nilai luhur organisasi.
"Bingung semua. Kalau melihat elitenya berantem kayak begini. Ini memberikan teladan yang tidak baik, bahwa posisi di NU harus diperjuangkan sampai mati-matian, sampai saling menjatuhkan, sampai harus melakukan upaya-upaya kudeta," katanya.
Yenny menegaskan, NU seharusnya tetap fokus pada misi utamanya sebagai organisasi keagamaan dan sosial yang melayani umat, tanpa terjebak dalam konflik internal yang merugikan.
- Penulis :
- Aditya Andreas