Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Kecapekan Antre LPG 3 Kg, Yonih Warga Pamulang Hembuskan Napas Terakhir

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Kecapekan Antre LPG 3 Kg, Yonih Warga Pamulang Hembuskan Napas Terakhir
Foto: Ratusan warga Desa Sodong, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang saat mengatre untuk mendapatkan tabung gas elpiji 3 kg befsubsidi di agen reami Pertamina pada Senin (3/2/2025). (Azmi Samsul Maarif)

Pantau – Antrean panjang pembelian LPG 3 kilogram (kg) merengut nyawa Yonih, seorang warga Pamulang, Tangerang Selatan, Provinsi Banten lantaran kecapekan.

Yonih merupakan salah warga dari ribuan warga di seluruh Indonesia yang terdampak Kebijakan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia soal larangan penjualan gas LPG 3 Kg di tingkat pengecer sejak 1 Februari 2025.

Niat Bahlil sebenarnya baik, yakni untuk memastikan subsidi tepat sasaran. Namun, itu membuat banyak warga harus antre di agen resmi Pertamina.

Yonih adalah seorang warga RT/RW 001/007, Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

Baca juga: Ingin Jual LPG 3 Kg? Pengecer Dapat Berperan Jadi Subpangkalan

"Almarhumah antre gas di salah satu toko penjual gas 3 kg yang tidak jauh dari lokasi rumahnya. Perkiraan 500 meter dari rumahnya, kecapekan sepertinya," ucap Ketua RT 001, Saeful, Senin (3/2/2025).

Perempuan berusia 62 tahun itu ikut antrean di pangkalan tabung gas elpiji sekitar pukul 10.00 WIB. Usai mendapatkan gas, ia kemudian pulang dan di tengah jalan sempat istirahat.

"Jadi almarhumah ini sudah membawa dua tabung gas 3 kg dan hendak pulang. Enggak jauh dari toko, ia tiba-tiba istirahat karena kelelahan di depan toko laundry dan langsung pucat mukanya. Warga yang mengenal almarhumah, kemudian menelepon keluarganya untuk dijemput," katanya.Keluarga korban membawa Yonih ke rumah sakit, namun ia menghembuskan nafas terakhir di perjalanan.

Baca juga: Kelangkaan Paksa Warga Antre Mengular di SPBU Fatmawati demi LPG 3 Kg

"Almarhumah kesehariannya membuka warung makanan, seperti nasi uduk dan lainnya. Almarhumah memiliki riwayat penyakit darah tinggi," kata dia.Menurut dia, sejak pagi antrean warga untuk membeli gas mengular. "Orang banyak mengantar anak sekolah sambil menenteng tabung gas," kata Saeful.

Stok Diduga Segaja Ditahan

Antrean panjang ini selain pengecer tidak boleh menjual, juga karena kurangnya pasokan, kata seorang agen resmi elpiji di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, yang menduga ada permainan di balik kelangkaan gas subsidi tersebut.

"Kalau saya kesal juga. Ada dugaan permainan, kan yang kasihan dan rugi yang berada di bawah," kata Dwi, 58 tahun, di Jakarta, Senin (3/2/2025).

Baca juga: Pengecer Dihapus, Pertamina Pangkas Rantai Distribusi LPG 3 Kg

Dwi menilai gas elpiji 3 kg bukan terbilang langka tetapi diduga stok tersebut sengaja ditahan pihak tertentu.

Maka itu, lanjut dia, pemerintah harus bisa terbuka dan mampu mengedukasi mengenai mekanisme yang dilakukan agen resmi demi berjalannya kebijakan yang tercipta.

"Mungkin ada mekanisme baru, tapi biar ini enggak terlalu terburu-buru, ditahan dulu biar siap-siap dari kita," ujarnya.

Maka itu, menurut dia, pemerintah perlu menerjunkan petugas untuk melihat kondisi di lapangan agar distribusi gas elpiji tepat sasaran.

Baca juga: Bantah Kelangkaan, Bahlil Tegaskan Tak Ada Pemangkasan Subsidi LPG 3 Kg

Sebelumnya, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari menyatakan sejauh ini belum ada kebijakan pembatasan pembelian dari pemerintah. 

PT Pertamina Patra Niaga mengimbau masyarakat untuk membeli elpiji 3 kg langsung ke pangkalan resmi untuk mendapatkan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan masing-masing pemerintah daerah.

Penulis :
Ahmad Munjin