
Pantau - Pemerintah Rusia menyatakan penyesalan mendalam atas kegagalan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam menghentikan pembantaian terhadap warga sipil di Gaza, menyusul veto yang kembali digunakan oleh Amerika Serikat dalam Sidang Dewan Keamanan.
"Ketidakmampuan Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan pertempuran dan pembantaian serta mengakhiri penderitaan warga sipil sangat disesalkan dan mengecewakan," demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Rusia melalui situs webnya.
Pernyataan ini dirilis menyusul sidang Dewan Keamanan PBB pada Kamis, 18 September 2025, yang gagal mengesahkan resolusi mengenai konflik di Jalur Gaza.
AS Veto Resolusi Gencatan Senjata, Rusia Soroti Keadilan Palestina
Dalam sidang tersebut, sekelompok negara anggota tidak tetap Dewan Keamanan mengajukan resolusi yang menyerukan:
- Gencatan senjata segera di Jalur Gaza
- Pembebasan para sandera
- Akses penuh bantuan kemanusiaan
Semua anggota Dewan Keamanan mendukung rancangan resolusi tersebut kecuali Amerika Serikat, yang menggunakan hak veto, menjadikannya veto ketujuh sejak krisis Gaza kembali memanas.
Rusia menegaskan bahwa posisinya terkait konflik Israel–Palestina tetap konsisten.
Moskow mengutuk serangan yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, namun menekankan bahwa insiden itu tidak boleh digunakan sebagai dalih untuk menghukum secara kolektif rakyat Palestina.
Rusia juga memperingatkan agar peristiwa tersebut tidak dijadikan alasan untuk memicu perang yang lebih luas di Timur Tengah.
Rusia Tegaskan Kunci Perdamaian: Keadilan bagi Palestina
Dalam pernyataannya, Rusia menyatakan bahwa perdamaian dan keamanan sejati di kawasan hanya dapat dicapai melalui:
Penyelesaian yang adil atas masalah Palestina
Pemenuhan hak-hak dan aspirasi sah rakyat Palestina
Moskow menilai bahwa kegagalan Dewan Keamanan akibat veto AS menjadi bukti ketimpangan sistem internasional yang mengorbankan rakyat sipil.
Pihak Rusia juga kembali menyerukan kepada komunitas global untuk mengedepankan solusi politik dan diplomatik demi menghindari eskalasi konflik yang lebih luas.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf