
Pantau - Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi mengungkapkan bahwa pendapatan dari Terusan Suez mengalami penurunan drastis sekitar 9 miliar dolar AS dalam dua tahun terakhir akibat situasi regional yang menantang.
Serangan di Laut Merah Picu Penurunan Devisa Strategis
Dalam pidatonya di Akademi Militer Mesir di Ibu Kota Administratif Baru Mesir pada Jumat, 26 September 2025, Sisi menjelaskan bahwa penurunan pendapatan dari Terusan Suez merupakan dampak langsung dari meningkatnya ketegangan di kawasan.
"Meski mengalami kerugian besar, situasi ini bisa menjadi dorongan positif bagi kemajuan ekonomi Mesir," ungkapnya.
Data dari Otoritas Terusan Suez mencatat bahwa pendapatan tahunan dari jalur pelayaran strategis tersebut mencapai hanya 4 miliar dolar pada 2024.
Angka ini turun tajam dibandingkan dengan rekor tertinggi sepanjang sejarah sebesar 10,3 miliar dolar pada 2023.
Penurunan tersebut dipicu oleh meningkatnya serangan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah sejak November 2023.
Serangan yang dilakukan oleh kelompok Houthi di Yaman disebut-sebut sebagai aksi solidaritas terhadap Palestina dan upaya untuk menekan Israel serta sekutunya dalam konflik di Gaza.
Laut Merah sendiri merupakan salah satu jalur perdagangan tersibuk di dunia, dan gangguan keamanan di wilayah tersebut membuat sejumlah perusahaan pelayaran mengalihkan rute kapal mereka melalui perairan sekitar Afrika.
Sisi Serukan Optimisme dan Ketekunan di Tengah Krisis
Meskipun tekanan ekonomi meningkat, Presiden Sisi menyampaikan bahwa kondisi ekonomi Mesir secara bertahap menunjukkan perbaikan.
Ia mendorong rakyat Mesir untuk tetap optimistis dan mengambil pelajaran dari negara-negara lain yang berhasil melewati masa sulit.
"Tekad kuat, kerja keras, dan kesabaran adalah kunci dalam menghadapi tantangan seperti ini," katanya.
Terusan Suez, yang menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Merah dari Port Said hingga Suez, merupakan jalur vital dalam sistem perdagangan global dan menjadi sumber utama devisa bagi Mesir.
Pemerintah Mesir kini dihadapkan pada tantangan untuk menjaga stabilitas pendapatan negara di tengah ketidakpastian geopolitik yang terus berlangsung.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Tria Dianti