Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Festival Pakariang 2025 Hadirkan 40 Permainan Tradisional untuk Anak-anak Kupang

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Festival Pakariang 2025 Hadirkan 40 Permainan Tradisional untuk Anak-anak Kupang
Foto: (Sumber: Pembukaan kegiatan Festival Pakariang yang dibuka oleh panitia dan perwakilan anak-anak dengan permainan ban bekas, di Kupang, Sabtu, (9/11/2025). (ANTARA/Yoseph Boli Bataona).)

Pantau - Festival Pakariang 2025 kembali digelar di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, sebagai ajang pelestarian budaya dan ruang kreatif bagi anak-anak.

Festival ini diselenggarakan dengan dukungan dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XVI NTT.

Pakariang merupakan singkatan dari Pesta Permainan Tradisional dan Kreativitas Anak Kupang.

Acara ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga wadah pembelajaran, pengembangan kreativitas, serta interaksi sosial generasi muda.

Koordinator Festival, Yedida Letedara, menyatakan bahwa acara ini menghadirkan berbagai aktivitas permainan tradisional yang menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong.

"Festival ini bertujuan membuka ruang interaksi untuk anak-anak sekaligus melibatkan keluarga dalam pelestarian permainan tradisional yang mulai dilupakan," ungkapnya.

Festival ini sebelumnya telah diselenggarakan pada tahun 2015 dan 2017.

Menampilkan 40 Permainan Tradisional dan Edukasi Budaya

Sebanyak hampir 40 jenis permainan tradisional ditampilkan dalam festival ini, antara lain kayu doi, gasing kayu, congklak, lompat tali, dan benteng.

Selain bermain, anak-anak juga mengikuti sejumlah kegiatan edukatif seperti membuat bekal pangan lokal, belajar bahasa isyarat, memilah sampah, serta lomba mewarnai.

Yedida Letedara menyampaikan harapannya agar permainan tradisional tidak hanya dimainkan saat festival, tetapi terus dilestarikan di lingkungan anak-anak.

"Saya berharap generasi muda tidak melupakan budaya dan permainan tradisional, dan dapat melanjutkannya setelah festival ini berakhir," ia mengungkapkan.

Perwakilan dari BPK Wilayah XVI, Putu Rahmadewa Eka Karma, menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan festival yang diikuti sekitar seratus anak-anak.

Ia menyebutkan bahwa permainan tradisional termasuk dalam 10 objek pemajuan kebudayaan yang perlu dilestarikan.

"Festival ini penting karena mendorong anak-anak untuk bersosialisasi, belajar, dan bermain permainan tradisional yang kini semakin jarang dimainkan," ujarnya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari 31 agenda yang didanai melalui program Dana Bantuan Pemerintah Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan Tahun 2025 pada periode pertama.

Penulis :
Gerry Eka