
Pantau - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) menyiapkan Program Gerakan Seniman Masuk Sekolah untuk diterapkan di seluruh jenjang pendidikan sebagai upaya membangun karakter siswa yang berbudaya dan memperkuat identitas kebangsaan.
“Kami punya program namanya Gerakan Seniman Masuk Sekolah. Jadi, kita mendorong bagaimana seniman ini juga hadir di ruang-ruang pendidikan formal gitu,” ungkap Bobby Fernandes, Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Nilai Budaya, saat kegiatan sosialisasi di Cipanas, Garut, Jawa Barat.
Sinergi Sekolah dan Seniman untuk Penguatan Karakter
Melalui program ini, Kemenbud ingin menghadirkan proses belajar-mengajar berbasis budaya di sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kehadiran langsung seniman dalam lingkungan pendidikan.
Tujuannya tidak hanya mengenalkan budaya kepada siswa, tetapi juga menciptakan sinergi antara seniman dan sekolah dalam membentuk karakter peserta didik.
“Ada sinergi antara seniman dan sekolah, jadi ini hubungan yang sebenarnya mutualisme, seniman dapat ruang ekspresi yang cukup, sekolah juga dibantu untuk penguatan karakter melalui praktik-praktik budaya,” ujarnya.
Seniman akan berperan menyebarkan nilai-nilai budaya secara langsung, sementara sekolah memperoleh dukungan dalam memperkuat karakter siswa melalui pendekatan budaya yang kontekstual.
Menuju Implementasi Terstruktur dan Berbasis Lokal
Program ini tengah disiapkan skema pelaksanaannya oleh Kemenbud dan ditargetkan mulai berjalan pada tahun ini atau tahun 2026.
Pelibatan berbagai pihak dilakukan, termasuk kepala sekolah, seniman, guru seni, dan dinas pendidikan, untuk merancang bentuk pembelajaran serta menentukan nilai-nilai budaya lokal yang akan diajarkan sesuai konteks daerah masing-masing.
“Itu ada kepala sekolah, ada seniman, ada guru seni, ada dinas yang menyusun bagaimana bentuk pembelajaran dan nilai-nilai apa yang berdasarkan lokalitas itu,” jelas Bobby.
Kemenbud juga sedang menyusun dasar hukum agar program dapat dilaksanakan secara resmi dan terstruktur, termasuk kemungkinan dalam bentuk peraturan menteri, surat keputusan bersama, atau bahkan peraturan presiden.
“Mungkin nanti peraturan menteri atau surat keputusan bersama atau mungkin perpres gitu, sedang dibahas, sedang disusun ini di lintas kementerian,” tambahnya.
Jumlah seniman di Indonesia dinilai sangat memadai, namun tantangannya adalah memastikan mereka dapat menjangkau seluruh jenjang pendidikan dari SD hingga SMA dalam menyampaikan nilai-nilai budaya yang kontekstual dan aplikatif.
Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menyiapkan generasi muda menuju Indonesia Emas 2045, dengan menanamkan karakter, wawasan kebangsaan, dan kecintaan terhadap budaya sejak dini.
- Penulis :
- Gerry Eka








