Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Natal Penuh Kasih di Tokyo: Diaspora Indonesia di Jepang Gelar Perayaan Sekaligus Doakan Korban Bencana di Sumatera

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Natal Penuh Kasih di Tokyo: Diaspora Indonesia di Jepang Gelar Perayaan Sekaligus Doakan Korban Bencana di Sumatera
Foto: (Sumber: Perayaan Natal di KBRI Tokyo, Jepang. (ANTARA FOTO/HO-KBRI Tokyo)

Pantau - Sekitar 200 warga negara Indonesia dari komunitas Katolik dan Protestan di Jepang merayakan Natal 2025 dalam suasana hangat dan penuh kepedulian di Tokyo, Sabtu lalu.

Perayaan ini diselenggarakan oleh KBRI Tokyo bersama Keluarga Masyarakat Kristen Indonesia (KMKI) Jepang, dengan menekankan semangat solidaritas lintas komunitas diaspora Indonesia.

Doa untuk Sumatera, Natal Jadi Momen Kepedulian

Perayaan Natal kali ini tak hanya menjadi ajang kebersamaan rohani, namun juga menjadi wujud empati terhadap saudara sebangsa.

Doa khusus dipanjatkan bagi para korban bencana alam di Sumatera, sebagai bagian dari kepedulian sosial diaspora Indonesia di Jepang.

Maria Renata Hutagalung, selaku Kepala Urusan Administrasi dan Informasi (KUAI) KBRI Tokyo, menyampaikan bahwa perayaan Natal bukan sekadar seremoni keagamaan.

"Natal bukan hanya perayaan keagamaan, tetapi juga momentum untuk berbagi kasih dan empati", ungkapnya.

Ibadah dan Budaya: Semangat Kasih dalam Kebhinekaan

Ibadah Natal dipimpin oleh Romo Wilfridus Ngalla CICM dari Paroki Matsubara dan Romo Galuh Arjanta, dengan mengusung tema nasional Natal 2025: “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga” seperti yang ditetapkan oleh PGI dan KWI.

Dalam pesan rohaninya, para pemimpin ibadah menekankan pentingnya keluarga sebagai pusat pewartaan kasih dan menjadikan bencana alam sebagai pengingat akan pentingnya menjaga ciptaan Tuhan.

Suasana sukacita semakin terasa dengan hadirnya pertunjukan seni budaya, mulai dari tari Bali, kolaborasi angklung warga Indonesia dan Jepang, hingga lagu-lagu rohani dan nasional.

Aneka kuliner khas Nusantara seperti tahu isi, lemper, lapis legit, dan pisang goreng cokelat turut memeriahkan suasana kebersamaan.

Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Pendeta Henry Mimbar dari Gereja Interdenominasi Indonesia (GIII) Tokyo.

Sukacita yang Terus Dihidupi, Bukan Sekadar Dirayakan

Panitia menegaskan bahwa sukacita Natal hendaknya tidak berhenti di hari perayaan, tetapi terus dihidupi dalam bentuk nyata seperti dukungan moral, kebersamaan, dan kepedulian sosial.

Diaspora Indonesia di Jepang membuktikan bahwa jarak tidak pernah menjadi penghalang untuk terus menunjukkan rasa empati dan cinta tanah air.

Penulis :
Gerry Eka