
Pantau.com - Pernah gagal menjadi seorang atlet tak menyurutkan semangat seorang Rosida yang berbagi kebaikan untuk mencetak calon olahragawan.
Guru olahraga SMP Negeri 1 Pemenang, Lombok Utara, NTB itu berhasil menemukan bakat sosok Lalu Muhammad Zohri, yang sukses meraih emas di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Finlandia pada Rabu 11 Juli 2018.
Sejenak, kita lewatkan dulu buah sukses dari Lalu Muhammad Zohri. Sebab, kesuksesan itu lahir dari proses yang panjang, terutama dari awal tumbuh kembangnya.
Rosida yang berasal dari Sumbawa ini awalnya berkeinginan menjadi atlet nasional pada tahun 90-an. Tapi ketika merajut mimpi, ia dihalangi oleh umur. Kendati daerah setempat tetap mendorongnya hingga ke Ibu Kota, tapi tetap saja kompetisi yang diikutinya hanya sekadar sparring partner saja.
Lihat Juga: Pantau Grafis: Catatan Prestasi 'The Flash' Lalu Muhammad Zohri
Guru jebolan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Mataram ini pun lantas memilih jalur pendidikan untuk merajut mimpi yang sempat terpendam. Tak dinyana, ia melihat potensi pada diri Zohri yang duduk di kelas tujuh SMP.
"Saya berangkat dari kegagalan saya yang sebelumnya bercita-cita ingin menjadi atlet panah dan juga sprinter. Saya begitu cinta dengan atletik ini. Tapi karena usia saya hanya menjadi bagian dari sparring partner. Memang sempat dibuatkan akta kelahiran untuk kelihatan muda, tapi itu tak bisa,"ungkap Rosida di sebuah acara Kontingen Kebaikan bersama Danone-AQUA di JCC, Jakarta, Rabu (25/7/2018).
"NTB waktu itu tertidur, PPLP sendiri berdiri 1994, saat itu saya masih kuliah semester tujuh. Bahkan keinginan untuk tembus menjadi atlet nasional itu begitu berat. Karena kegagalan itu, saya bertekad hingga saat ini suatu saat anak-anak NTB bisa sukses dan mengharumkan nama bangsa," tambahnya.
Rosida yang menemukan bakat Lalu Muhammad Zohri.. (Foto: Pantau.com/Tatang Adhiwidartha)
Sosok ibu yang kerap dipanggil Ida itu kini hanya ingin berbagi kebaikan dalam perananannya sebagai guru. Sebelumnya, ekstrakurikuler di temnpat ia bekerja hanya ada olahraga sepakbola dan voli. Karena begitu mencintai atletik, Rosida meminta izin kepada kepala sekolah untuk menambah kegiatan olahraga yakni lari. Dari situlah muncul sosok The Flash Zohri.
Zohri sejatinya tak ingin kecemplung dalam dunia atletik, sebab ia begitu senang bermain sepakbola. Namun, perlahan tapi pasti, Rosida mampu membuka pintu agar Zohri menempa diri ke cabang olahraga lari.
Untuk menumbuhkan motivasi anak didiknya, Rosida percaya kalau anak-anak harus memiliki seorang sosok yang dijadikan panutan. Maklum sebelum Zohri, sudah ada Sudirman Hadi yang lebih dulu bersinar dengan tampil di Olimpiade Brasil 2016.
"Sosok Lalu Muhammad Zohri yang usianya sangat belia, saya kenal dia sebagai seorang anak yang gemar bermain sepakbola. Kesehariannya itu selalu bermain bola. Awalnya saya mengajukan kepada kepala sekolah untuk menghadirkan atletik, yang sebelumnya ada voli dan bola," buka Rosida.
Baca Juga: Presiden Bangga Zohri Sukses Raih Gelar Juara Dunia Atletik
"Anak ini sebelumnya belum terusik, perlahan saya memberikan dia masukkan hingga dirinya bergelut di situ (lari). Saya selalu memiliki motivasi kepada anak didik saya. Lihat kakak-kakak kalian seperti Sudirman Hadi dan kini Zohri. Sebelumnya juga Zohri ingin seperti Hadi yang sukses lebih dulu," imbuhnya.
Atas prestasi yang diraih Zohri banyak anak-anak ingin menggeluti dunia atletik, terutama lari. Rosida berkelakar kalau murid-muridnya di sekolah saat ini selalu ingin berlari dan mengikuti lomba.
"Ya saat ini saja murid saya saja tiba-tiba gemar dengan olahraga lari ini. Mereka melihat kakak kelasnya (Zohri) sukses membawa Indonesia di pentas dunia," tutupnya sambil tertawa.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta