
Pantau - Timnas Indonesia harus mengakhiri kiprahnya di Piala AFF 2024 di fase grup. Dari lima kali tersingkir di fase grup sepanjang sejarah turnamen ini, catatan produktivitas gol tahun ini menjadi salah satu yang terburuk.
Perjalanan Skuad Garuda dimulai dengan kemenangan tipis 1-0 atas Myanmar di laga pembuka. Namun, gol tersebut akhirnya diklasifikasikan sebagai gol bunuh diri pemain lawan, memunculkan tanda tanya mengenai efektivitas serangan Indonesia. Di laga kedua, Indonesia hanya mampu bermain imbang 3-3 melawan Laos, dengan gol-gol dicetak oleh Kadek Arel dan Muhammad Ferarri (dua gol).
Sayangnya, momentum itu tak berlanjut. Dalam dua laga krusial berikutnya, Timnas Indonesia gagal meraih poin. Kekalahan 0-1 dari Vietnam di laga keempat membuat posisi Indonesia kian terjepit. Hasil buruk berlanjut saat menjamu Filipina, di mana Skuad Garuda kembali kalah dengan skor 0-1, yang sekaligus memastikan tersingkirnya mereka dari turnamen.
Baca juga: Erick Thohir: Piala AFF jadi Pengalaman Pemain Muda
Ini adalah kali kelima Timnas Indonesia tersingkir di fase grup Piala AFF, setelah sebelumnya terjadi pada edisi 2007, 2012, 2014, dan 2018. Dibandingkan empat kegagalan sebelumnya, produktivitas gol di edisi ini menjadi sorotan. Timnas Indonesia hanya mampu mencetak 4 gol, termasuk satu gol bunuh diri lawan.
Catatan ini hanya sedikit lebih baik dari Piala AFF 2012, ketika Indonesia mencetak 3 gol dalam tiga pertandingan fase grup. Ironisnya, pada Piala AFF 2024, Indonesia memainkan empat pertandingan fase grup, namun jumlah gol yang dicetak tetap minim.
Hasil ini mengundang evaluasi besar terhadap efektivitas permainan dan kemampuan menyerang Timnas Indonesia, yang diharapkan bisa bangkit di turnamen mendatang.
Baca juga: Kartu Merah Ferarri Bikin Timnas Tersingkir dari Piala AFF 2024
- Penulis :
- Latisha Asharani