
Pantau.com - Kapolri Jenderal, Tito Karnavian, dalam beberapa waktu lalu membentuk satuan tugas (satgas) khusus yang berada langsung di bawah pengawasannya. Satgas ini bertugas untuk mengusut tuntas permasalahan match-fixing yang tengah menghantui sepakbola Indonesia.
Satgas khusus ini pun langsung bergerak cepat guna menyelesaikan permasalahan "klasik" tersebut. Seperti misalnya memanggil sejumlah stakeholder terkait untuk dimintai keterangan.
Kali ini yang dipanggil merupakan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Seskemenpora) Gatot S Dewa Broto. Dimana sebelumnya pihak kepolisian juga sempat memanggil Sekjen PSSI Ratu Tisha Destira Jumat lalu.
Baca Juga: Lindungi Saksi Match Fixing, Kapolri!
Gatot pun memenuhi panggilan tersebut dan tiba di Bareksrim, Jakarta Pusat, Rabu (26/12/2018) tepat pukul 10:00 WIB. Selama empat jam, Gatot mengaku mendapat 25 pertanyaan dari pihak kepolisian.
Salah satu pertanyaannya, Gatot menjelaskan, ialah mengenai pengetahuan dirinya tentang adanya praktik match-fixing pada beberapa pertandingan di musim ini. Namun, dia menegaskan sama sekali tidak mengetahui mengetahui secara pasti mengenai adanya kecurangan dalam pertandingan di kompetisi musim ini.
Gatot menegaskan, tidak pernah memonitor secara langsung setiap pertandingan yang bergulir di Indonesia. Mantan Deputi IV Kemenpora itu mengaku hanya sekali menyaksikan pertandingan di Liga 1 2018 yang mempertemukan Persija Jakarta kontra Sriwijaya FC, awal Desember silam.
"Jadi total ada sekira 25 pertanyaan, kemudian dua pertanyaan yang terkait adalah apakah Saudara mengetahui ada suatu pertandingan yang berlangsung pada tanggal X antara kesebelasan ini melawan kesebelasan ini tanggal Y pertandingan ini melawan ini kami sampaikan kami tidak memonitor secara khusus karena sifatnya secara teknis itu di luar kewenangan kami," kata Gatot.
Baca Juga: Berantas 'Mafia' Pengaturan Skor, PSSI Bentuk Komite Khusus
Meski begitu, Gatot menegaskan Kemenpora akan mendukung penuh langkah kepolisian untuk mengusut tuntas permasalahan match-fixing yang ada di Tanah Air. Dia pun memastikan akan kembali memenuhi panggilan jika memang dibutuhkan.
"Kami sampaikan bahwa Kemenpora bersama-sama dengan Satgas Bareskrim fully sepenuhnya mendukung agar masalah tuntas," sambung dia.
"Janji kami Kemenpora akan kooperatif, kami juga seandainya dipanggil kami akan datang karena seperti kita ketahui Jumat lalu ada tiga orang yang diundang yakni PSSI dan BOPI. Dan saya dengar PSSI besok akan memenuhi undangan," terangnya.
Baca Juga: Jangan Asal Tuduh Ada Match Fixing, PSSI Bakal Gandeng Polri Lho!
Sepakbola Indonesia saat ini tengah dalam kondisi darurat. Isu match fixing atau pengaturan pertandingan kembali mencuat terutama memasuki pekan-pekan terakhir kompetisi beberapa waktu lalu.
Bahkan, di Liga 2 2018, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI sudah menjatuhkan hukuman kepada klub PS Mojokerto Putra yang dianggap terlibat match fixing pada laga kontra Aceh United, 19 November silam. Akibatnya, PS Mojokerto Putra mendapat hukuman larangan ikut serta dalam kompetisi PSSI tahun depan.
Selain itu, pemain PS Mojokerto Putra, Krisna Adi Darma, juga dipastikan terlibat dalam match fixing tersebut. Hal itu dibuktikan dengan tendangan penalti yang dilakukannya melenceng jauh dari gawang Aceh United. Tak pelak, dia pun harus menerima hukuman larangan bermain seumur hidup dari Komdis PSSI.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta