Pantau Flash
HOME  ⁄  Olahraga

Filipina dan AS Rasakan Ketatnya Persaingan di Polytron Superliga Junior 2025

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Filipina dan AS Rasakan Ketatnya Persaingan di Polytron Superliga Junior 2025
Foto: (Sumber: Atlet putri Filipina Nica Ysabel Gulpany saat bertanding pada hari ketiga Polytron Superliga Junior 2025 di sektor U-17 Putri melawan atlet Gideon Badminton Academy, Dhiva Violya Marante di GOR Djarum Kudus, Jawa Tengah, Rabu (17/9/2025). (ANTARA/HO-Superliga Junior 2025))

Pantau - Filipina dan Amerika Serikat untuk pertama kalinya ambil bagian dalam turnamen Polytron Superliga Junior 2025 yang digelar di GOR Djarum, Kudus, Jawa Tengah, pada 15–21 September 2025.

Kehadiran dua negara tersebut menambah variasi dan memperketat persaingan dalam turnamen beregu junior yang menjadi ajang penting pembinaan bulu tangkis internasional.

Filipina: Momen Bersejarah dan Pengalaman Internasional Pertama

Bagi Filipina, keikutsertaan di Superliga Junior 2025 menjadi tonggak sejarah.

"Polytron Superliga Junior 2025 adalah turnamen luar biasa karena memberi banyak hal positif bagi atlet muda. Mereka bisa beradaptasi, belajar, dan melihat standar permainan internasional," ungkap Melvin Nubla, Head of Development dari Philippine Badminton Association.

Meski tim Filipina mengalami kekalahan di sektor U-17 dan U-19 putri, mereka tetap mengapresiasi pengalaman melawan klub-klub tangguh seperti PB Djarum dan tim asal Thailand.

Melvin menegaskan bahwa mayoritas pemain mereka baru pertama kali bertanding di luar negeri, sehingga setiap pertandingan menjadi pembelajaran berharga.

Amerika Jadikan Ajang Latihan Menuju Kejuaraan Dunia Junior

Amerika Serikat memanfaatkan turnamen ini sebagai persiapan menuju Kejuaraan Dunia Junior di Guwahati, India, yang akan berlangsung Oktober 2025.

Eti Gunawan, manajer sekaligus pelatih Global Badminton Academy, menyebut bahwa turnamen ini membantu pemain mengasah strategi dan mental bertanding.

"Di Amerika jumlah pemain terbatas, sehingga ada yang main rangkap. Dengan format beregu yang ketat, atlet bisa belajar banyak sekaligus menambah pengalaman," ujarnya.

Salah satu pemain, Zoey Tan (16), juga mengungkapkan antusiasmenya.

"Levelnya tinggi sekali, terutama tim dari Indonesia dan Thailand. Itu jadi motivasi saya untuk berlatih lebih keras," kata Zoey.

Hendrawan dan Atlet PB Djarum Nilai Format Beregu Penting

Technical Advisor sektor tunggal PB Djarum, Hendrawan, menilai bahwa kehadiran negara-negara baru seperti Filipina dan AS menambah warna dan ketatnya persaingan.

"Turnamen ini melatih arti kebersamaan, strategi tim, dan tanggung jawab, yang kelak sangat berguna saat tampil di ajang besar seperti Thomas Cup, Uber Cup, atau Sudirman Cup," jelas Hendrawan.

Jane Maira Faiza, atlet PB Djarum sektor U-17 putri, turut merasakan manfaat dari format beregu.

"Kalau ada teman kalah, kami harus saling dukung, bukan menyalahkan. Sejauh ini tim kami konsisten menang, semoga bisa terus bertahan," ujarnya.

Turnamen Polytron Superliga Junior 2025 tak hanya menjadi arena persaingan antar klub dan negara, tapi juga wadah pembentukan karakter dan mental juara bagi atlet-atlet muda dunia.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Ahmad Yusuf