Pantau Flash
HOME  ⁄  Olahraga

PP PBSI Dapat Dana Pelatnas Rp14 Miliar, Susy Susanti Merasa Masih Kurang

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

PP PBSI Dapat Dana Pelatnas Rp14 Miliar, Susy Susanti Merasa Masih Kurang

Pantau.com - Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PP PBSI) baru saja melakukan penandatanganan Memorendum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengenai dana pelatnas SEA Games 2019.

Bersama dengan dua cabang olahraga (cabor) lainnya, yakni wushu (PBWI), serta angka besi (PABBSI), penandatanganan MoU itu berlangsung di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (25/2/2019). PBSI rencananya akan mendapatkan dana untuk pelatnas sebesar Rp14 miliar.

Baca Juga: Dana SEA Games 2019 Kemungkinan Cair Minggu Ini

Namun, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Susy Susanti merasa anggaran tersebut masih kurang. Pasalnya, kata Susy, PBSI tidak hanya berfokus untuk SEA Games 2019, melainkan kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo. Oleh karena itu, dia merasa butuh dana yang cukup besar guna memberangkatkan atletnya untuk mengikuti sebuah turnamen.

“Setiap cabor itu kan beda-beda. Kita tujuannya bukan hanya SEA Games (2019) saja, tapi kita menuju Olimpiade juga. Tapi paling tidak dengan ini, karena ini adalah salah satu langkah yang cukup berat, jadi kita apresiasi juga kerja keras Kemenpora karena verifikasi cukup sulit juga,” kata Susy.

“Paling tidak ini ada kepastian, khususnya untuk cabor-cabor yang memang dipersiapkan untuk SEA Games, kita (PBSI) kan langkahnya memang keasana. Tapi untuk kita, angkat besi, langkahnya kan menuju Olimpiade juga,” sambung peraih medali emas Olimpiade 1992 Barcelona ini.

Susy juga mencontohkan bagaimana usaha PBSI saat berhasil memasukkan pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto untuk bisa tampil di Olimpiade 2016 Rio. Saat itu, kata dia, PBSI sampai mengirimkan keduanya untuk mengikuti 25 turnamen guna merebut tiket ke Olimpiade.

Baca Juga: Menpora Ancam Cabut Dana Pelatnas Cabor, Jika... 

“Nah sekarang kita pun akan lakukan hal yang sama. Jadi jauh-jauh hari kita sudah planning tiap atlet berapa turnamen. Kalau di satu turnamen tak masuk kita akan persiapkan lagi turnamen (pengganti) lainnya,”paparnya.

“BWF ada 60 pertandingan pertahun, tapi atlet kita kan nggak mungkin main di level bawah. untuk level elit kira-kira ada sekitar 40 (turnamen),” lanjut Susy.

Penghitungan poin Road to Olimpiade 2020 sendiri baru dimulai pada turnamen Barfoot & Thompson New Zealand Open 2019 yang berlangsung 30 April hingga 5 Mei mendatang.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta