
Pantau.com - Belum lama kabar Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sports Indonesia (PB ISSI) akan mengirimkan tiga atletnya untuk berlatih di Swiss. Ketiga atlet yang mendapatkan undangan langsung dari Direktur World Cycling Center (WCC), Frederic Magne.
Ketiga atlet yang diundang yaitu Crismonita Dwi Putri, Terry Yudha Kusuma dan Ayustina Delia Priatna. Mereka, rencananya akan berangkat ke Swiss pada akhir Maret 2019 ini. Namun rencana itu masih belum dipastikan karena dari PB ISSI sendiri baru akan mengadakan rapat pada Jumat, (29/3/2019).
Dadang mengharapkan beasiswa tersebut bisa ditunda untuk kebaikan pemainnya, karena jika berangkat akhir Maret ini, dinilai akan merugikan atletnya sebab masalah waktu juga menjadi pandangannya. Dadang menyampaikan jika penundaan itu pun menurutnya sesuai dan berkesinambungan.
"Jadi begini jadwal anak-anak bulan Mei itu ada kejuaraan di Taiwan itu level CL 1 (level kelas 1), terus dibulan April ada tiga series di China, kalau di Taiwan dua seris, round 1 dan round dua dibulan Mei tepatnya. Dan Aprilnya di China round satu, dua dan tiga itu level satu semua. Jadi anak-anak sayang kalau tidak ikut itu," ujar Dadang saat dihubungi Pantau.com, Kamis 28 Maret 2019.
Dadang pun menambahkan pihaknya akan melakukan rapat dengan pengurus besar. Namun ia menghadapkan hal itu bisa terjadi karena dengan banyak pertimbangan dari dirinya, seperti beberapa kejuaraan nasional dan kejuaraan terdekat juga yang akan berlangsung beberapa bulan ke depan.
Baca Juga: Sukses di Bali, GFNY Kembali Tantang Para Pesepeda
"Terus untuk anak-anak sendiri kalau untuk kejuaraan nasional sendiri kan ada di bulan Juni dan Juli itu, itu mereka sudah bisa ikut, teris di CL1 (kelas 1) di Taiwan sama China juga bisa ikut itu dibulan Mei sama April, kalau mereka baru mulai TC disana terus berangkat tanding, balik lagi kesana, waktunya terlalu jauh, pertimbangannya kesana sih," tambahnya.
Sebelumnya, PB ISSI mendapatkan uang sebesar Rp10 miliar dari pemerintah, itu pun dinilai kurang dari pengajuan sebesar Rp63 Miliar. Kemenpora mengharapkan dnan itu bisa digunakan untuk SEA Games 2019 dan menjalankan kualifikasi 2020 Tokyo.
"Pertimbangan kenapa saya ingin di reschedule karena pada bulan-bulan itu anak-anak banyak poinnya yang bisa dikejar, jadi kalau tidak ikut sayang terlewatkan. Dan pertimbangan kalau dari Swiss itu, masalah waktu, kedua ya mungkin biaya transport akan jauh lebih tinggi, jadi kalau dari Indonesia jauh lebih enak sih," ungkapnya.
Bahkan Dadang menyampaikan pandangan terbaiknya jika ia ingin bisa beasiswa tersebut ditunda hingga Agustus, karena itu dinilai cukup bagus.
"Jadi saya punya pandangan bagus itu di bulan Agustus, September, Oktober, nah setelah itu mereka bisa lagsung masuk round satu yaitu World Cup di Bulgaria dan round dua di Geslu, round tiga itu di Hongkong itu sudah mendekati mau pulang itu, jadi tepat untuk anak-anak," tuntasnya.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta