Pantau Flash
HOME  ⁄  Olahraga

Winger Timnas U-19 Ini Mengaku Rindu Dilatih Fakhri Husaini Karena Ini

Oleh Sigit Rilo Pambudi
SHARE   :

Winger Timnas U-19 Ini Mengaku Rindu Dilatih Fakhri Husaini Karena Ini

Pantau.com - Winger Timnas U-19 Indonesia Mochamad Supriadi mengaku rindu bisa dilatih oleh Fakhri Husaini. Pasalnya, kata dia, pria 53 tahun ini merupakan sosok pelatih yang tegas dalam memimpin latihan.

Supriadi memang menjadi salah satu pemain yang dipanggil Fakhri untuk mengikuti seleksi tahap kedua bersama Timnas U-19. Seleksi sendiri berlangsung di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Bekasi mulai 12-18 Juni mendatang.

Baca juga: Jalani Seleksi Timnas U-19, Jebolan Garuda Select Adaptasi Ulang

Seleksi ini merupakan rangkaian persiapan Timnas U-19 yang akan tampil di dua turnamen besar yakni Piala AFF U-18 2019 dan kualifikasi Piala Asia U-19 2020. Piala AFF U-18 akan berlangsung 5-19 Agustus 2019 di Vietnam sedangkan kualifikasi Piala Asia U-19 dihelat 2-10 November mendatang.

“Saya kangen dengan cara melatih Coach Fakhri. Orangnya tegas dan cara bermainnya juga enak, mudah dipahami,” ungkap Supriadi.

Supriadi sejatinya baru kembali dari Inggris. Ia bersama sejumlah bibit muda lainnya baru saja kembali setelah mengikuti program Garuda Select yang diinisiasi oleh Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI).

Selama enam bulan menimba ilmu, Garuda Select harus menghadapi sejumlah klub elite di Inggris yang setiap harinya semakin berat. Mereka bahkan sempat bertanding menghadapi tim muda Arsenal dan Chelsea di pengujung program.

Khusus untuk Supriadi, ternyata penampilan apiknya selama di Inggris membuat salah satu klub yakni Queens Park Ranger (QPR) kepincut. The Hoops pun memutuskan untuk memberikan pemain 18 tahun tersebut kesempatan menjalani trial bersama para pemainnya.

Baca juga: Kebanggaan Tri Rismaharini Atas Pencapaian Bintang Timnas U-16 Supriadi

Supriadi mengaku mendapat banyak pelajaran selama menjalani trial bersama QPR. Salah satunya mengenai ketenangan dalam menguasai si kulit bundar.

“Banyak pelajaran baru di sana (setelah trial di QPR) Pelajarannya mungkin lebih ke ketenangan sama berani pegang bola. Kalau dulu maunya lari-lari saja. Di QPR cara bermainnya tidak pernah bola-bola panjang. Jadi mainnya bola-bola bawah cepat, pemanasannya juga bola bawah tapi cepat,” jelasnya.

rn
Penulis :
Sigit Rilo Pambudi