
Pantau.com - Ganda campuran China masih menjadi momok tersendiri untuk para pemain Indonesia. Salah satunya pasangan andalan Indonesia Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang harus lima kali tunduk dari pasangan Negeri Tirai Bambu.
Dimana kekalahan ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, dari Wang Yilyu/Huang Dongping (China) pada final Australia Open 2019 masih begitu membekas diingatan pencinta bulu tangkis. Kekalahan tersebut menjadi kekalahan kelima dalam lima pertemuan. Hasil yang dicapai Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti itu pun seolah mengulang grafik anti klimaks mereka pada dua final sebelumnya, New Zealand Open 2019 dan India Open 2019.
Baca juga: Kerap Keok Lawan China, Richard Mainaky Siapkan Formula Baru
Praveen/Melati memang kerap merepotkan banyak pasangan ganda campuran peringkat 10 dunia. Akan tetapi, ketika mereka berhadapan dengan dua pasangan pemuncak peringkat dunia asal China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong (1) dan Wang Yilyu/Huang Dongping (2), seolah ada jurang besar yang memisahkan mereka.
“Sebenarnya sudah sering ngerasain (China jadi momok). Kalau sama mereka sudah ketemu lima kali itu ada pertemuan yang pernah ramai, pernah rubber. Sebenernya bisa, di All England itu juga. Kita bisa lawan mereka cuma balik lagi ke latihan, harus diperkuat individu fokus,” ujar Melati Daeva di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Senin,17 Juni 2019.
Saat ditanya mengenai apa yang menjadi momok dari pasangan China, Melati mengatakan tanpa sadar memang seperti itu, dan sudah sering merasakannya. Adapun yang menjadi masalah ketika melawan pasangan China karena memiliki kepercayaan diri yang tinggi, sehingga itu menjadikan kelebihan mereka.
“Mereka lebih pede karena juara-juara mulu jadi kepercayaan diri tinggi. Kesalahan kita banyak mati sendiri, bola gampang, mereka bola matang. Kita belum dapat itu dan kita masih sering goyang-goyang (ragu),” tambahnya.
Baca juga: Praveen/Melati Gagal Raih Juara di Australia Open 2019
Bukan hanya Wang/Huang saja, satu pasangan yang kerap menyulitkan Praveen/Melati adalah Zheng/Huang, dengan rekor pertemuan 0-5. Pertemuan yang paling membekas tentu terjadi pada laga semifinal All England Open 2019, Maret lalu, dimana saat itu Praveen/Melati nyaris menang sebelum kalah rubber game, 21-13, 20-22, 13-21.
Melati sendiri mengaku sebenarnya sudah merasa emosi karena dalam tahun ini sudah kalah tiga kali dari pasangan China. Namun hal itu masih menjadi evalusi dirinya bersama Praveen, karena belum mampu mengalahkan pasangan andalan China tersebut.
“Yang pasti greget, tahun ini udah 3 kali. Greget banget. Jadi bahan evaluasi masih banyak yang harus dibenahin. Contohnya di australia dapat poin susah banget di set kedua, margin jauh banget. Kalau set pertama masih mending. Lawan sudah sampai jatuh bangun tapi dia yang dapat poin, dari situ berarti kita yg harus benahin,” tuntasnya.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta