
Pantau.com - Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) terus mengasah kemampuan para pembalap dari disiplin trek. Pembalap itu yakni Crismonita Dwi Putri dan Elga Kharisma Novanda yang masih memiliki pekerjaan rumah (PR) karena belum mampu tampil memuaskan.
Turun di nomor sprint dan keirin pada ajang Taiwan Track Cup, Crismonita dan Elga cukup bagus saat melakoni sesi kualifikasi. Namun, ketika terjun lomba, mereka tak mampu menyelesaikan dengan apik, sehingga pekerjaan rumah besar harus diselesaikan untuk persiapan laga berikutnya.
Pelatih tim nasional balap sepeda, Dadang Haries Poernomo, mengaku sebenarnya hanya memiliki dua pembalap untuk berjuang lolos menuju Olimpiade Tokyo 2020. Karena itu, pihaknya memiliki tantangan cukup berat. Kendati demikian, ia berusaha memberikan yang terbaik, walaupun ketika turun di profesional, pembalapnya selalu kesulitan melawan para pembalap dari China.
Hal itu tidak lepas dari China yang selalu menurunkan pembalapnya secara full team, sehingga dengan begitu mereka akan banyak mengumpulkan poin dan tentu para pemain Indonesia akan kesulitan mencari celahnya.
“Kalau dua pembalap sebenarnya masih kurang. Kalau China banyak, sampai tim continentalnya turun. satu negara cuma bisa menurunkan dua sebenarnya, tapi bisa lebih lewat jalur tim profesional,” ujar Dadang saat dihubungi Pantau.com, Jumat (21/6/2019).
Baca Juga: Tim Balap Indonesia Bakal Lebih Maksimal di Japan Track Cup
Ketika berbicara mengenai kemampuannya Crismonita dan Elga yang tak terlihat dan tertinggal oleh lawan yang sebenarnya lebih lambat. Para pembalap sendiri memiliki tekanan atau mental.
Sedangkan ketika ditanya mengenai pengaruh atau tidaknya mental pemain karena pelatnas resmi buat persiapan SEA Games belum mulai. Pihak PB ISSI secara inisiatif sudah mengikuti banyak agenda di luar negeri untuk mengumpulkan poin menuju Olimpiade Tokyo.
“Saya katakan sebenarnya itu memang menjadi kendala juga kan. Komitmen Ketua Umum kan sangat jelas ya, buktinya kita tetap bisa menjalankan roda kegiatan ini tanpa pelatnas dimulai,” tambahnya.
Sementara itu agar mental para pembalap kian terasah saat lomba, sepulangnya dari Taiwan, tim pelatih menciptakan iklim kompetisi dalam pemusatan latihan nasional. Dadang menuturkan, atlet sepeda track Indonesia kerap diinstruksikan menjalani simulasi lomba. “Persiapannya kita sudah simulasi bertanding pokoknya. Satu minggu kita bikin dua kali lah pertandingan antar pemain,” tuntasnya.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta