Pantau Flash
HOME  ⁄  Olahraga

PR Besar Juventus Ala Pirlo, Uji Konsistensi dan Terlalu Andalkan Ronaldo

Oleh Adryan N
SHARE   :

PR Besar Juventus Ala Pirlo, Uji Konsistensi dan Terlalu Andalkan Ronaldo

Pantau.com - Juara bertahan Serie A, Juventus, memulai musim 2020/2021 dengan kurang mulus. Di bawah komando pelatih anyar, Andrea Pirlo, La Vecchia Signora hanya mampu mengoleksi 13 poin dari 7 laga yang telah dimainkan di liga domestik. Raihan poin itu termasuk 'hadiah' tiga poin kontra Napoli yang tidak datang ke stadion pada pekan ketiga.

Sisanya Juve hanya mampu meraih kemenangan lawan Sampdoria dan Spezia, serta hasil imbang melawan Roma, Crotone, Verona, dan terakhir kala bertandang ke markas Lazio dengan skor 1-1 pada 8 November lalu.

Meski belum terkalahkan di liga domestik, namun banyak pihak menilai 'Juve ala Pirlo' belumlah maksimal. Permainan Juventus disebut-sebut kurang menggigit, dan kerap lemah dalam penyelesaian akhir. Penampilan Paulo Dybala yang tidak konsisten dan absennya Cristiano Ronaldo pada beberapa laga akibat terpapar COVID-19, bisa jadi alasan minornya penampilan Juve. 

Eks gelandang I Bianconeri, Claudio Marchisio percaya Pirlo membutuhkan waktu untuk beradaptasi menjadi nakhoda Juventus. Marchisio bahkan menyebut Pirlo adalah orang yang tepat untuk melanjutkan dominasi Juve di Italia. 

“Siapapun yang memahami dunia Bianconeri akan memberitahu Anda bahwa Pirlo adalah orang yang tepat,” kata Marchisio kepada La Gazzetta dello Sport.

Baca juga: Pirlo Puas dengan Kemenangan Juventus, tapi Soroti Kesalahan Anak Asuhnya

“Dia butuh kesabaran, klub tahu itu dan dia tidak boleh hanya dibicarakan sebagai pelatih baru Juve, tapi sebagai pelatih baru secara umum. Dia baru saja mulai, tetapi memiliki ide untuk meninggalkan jejaknya. Dia memimpin tim untuk dikalahkan dan di antara klub top Juve adalah satu-satunya yang membuat perubahan radikal seperti itu," ujarnya.

Sebenarnya, Pirlo memulai musim bersama Juventus dengan begitu baik. Menjamu Sampdoria pada 20 September, Juventus berhasil menang meyakinkan dengan skor 3-0. Tiga gol kemenangan dicetak Dejan Kulusevski pada menit ke-13, Leonardo Bonucci pada menit ke-78, dan Cristiano Ronaldo dua menit jelang laga usai.

Pada laga itu Pirlo juga dengan berani memainkan tiga pemain debutan sekaligus, yakni Dejan Kulusevski, Weston Mckennie, dan Gianluca Frabotta. Perjudian itu berhasil dan menuai pujian lantaran ketiganya bermain apik. Harapan pun menyeruak, Juventus dinilai tengah bertransformasi. Bahkan banyak yang beranggapan ini adalah era baru bagi tim putih hitam setelah bermain monoton di bawah asuhan Maurizio Sarri pada musim sebelumnya.

Ronaldo saat mencetak gol melawan Sampdoria (Foto: Juventus.com)

Sejak pramusim, Juventus memakai formasi 3-5-2, yang terinspirasi dari pengaruh Antonio Conte saat menukangi Juve. 

"Juventus era Sarri lebih condong vertikal, mereka mengumpan ke depan lebih sering daripada ke samping," ujar pelatih Sampdoria Claudio Ranieri.

"Juventus (era Pirlo) membuat Anda tercerai-berai dengan pemain di sisi lapangan, jadi jika Anda tidak menekan mereka, Anda berada dalam masalah," sambungnya.

Pada pekan berikutnya, kedatangan Alvaro Morata tak cukup membawa Juventus meraih poin penuh. Di markas AS Roma, Juve dua kali tertinggal sebelum akhirnya memaksa skor akhir menjadi 2-2.

Petaka datang saat Ronaldo terinfeksi COVID-19 yang membuat dirinya tak dapat bermain saat melawan Crotone, Dynamo Kyiv, Verona, dan Barcelona. Dari keempat laga itu, Juve hanya mampu menang sekali lawan Kyiv di Liga Champions. Selebihnya, dua kali imbang lawan klub yang di atas kertas mampu ditaklukkan yakni Crotone dan Verona, serta kalah 0-2 di markas sendiri kala menjamu Barcelona.

Cristiano Ronaldo (Foto: Antara via/Reuters/Massimo Pinca)

Baca juga: Ronaldo Positif COVID-19, Saham Juventus Merugi

Kemenangan baru datang saat melawan Spezia pada 1 November, Ronaldo yang kembali bermain berhasil menyumbang dua gol. Kemudian empat hari berselang di ajang UCL, Juve mampu menang lawan wakil Hungaria, Ferencváros dengan skor 4-1. Meski Ronaldo tak menyumbang gol, namun dia memberi umpan kepada Morata yang berbuah gol kedua.

Laga terakhir kala bermain imbang 1-1 melawan Lazio juga berkat andil Ronaldo. Pada laga itu, bintang Portugal berhasil mencetak gol dan peluang bersih yang menerpa tiang gawang. Ketika Ronaldo ditarik keluar pada menit ke-76 akibat bermasalah pada pergelangan kakinya, Juventus malah minim peluang. Dybala yang masuk menggantikannya tak mampu berbuat banyak, ia malah memberi andil pada gol balasan Lazio di akhir laga. Saat itu Dybala gagal menguasai bola hingga akhirnya tuan rumah mampu mencetak gol lewat Felipe Caicedo. 

Dybala pun banjir kritik, meski akhirnya dibela Pirlo. "Saya pikir dia tidak melakukan kesalahan. Dia ingin memberikan yang terbaik dan membantu tim," ucap Pirlo pada sesi jumpa pers usai laga.

“Terkadang hal itu terjadi. Kebetulan dia tidak berada dalam kondisi fisik terbaik seperti dalam laga ini.” sambungnya.


Andrea Pirlo dan Ronaldo (Foto: Juventus)

Jeda internasional saat ini semestinya bisa memberi waktu kepada Pirlo untuk menyiapkan taktik saat tim asuhannya kembali bermain di liga domestik, melawan Cagliari pada 22 November mendatang. Namun, ia dibuat ketar ketir lantaran sang pemain andalan, Ronaldo, malah dimainkan Portugal saat menjamu Andorra di Estadio da Luz, Lisbon, Kamis (12/11/2020) dini hari WIB. Pemilik 5 Ballon d'Or itu dimainkan sebagai cadangan dan turut mencatatkan satu gol, pada menit ke-75.

Baca juga: Juventus Dikabarkan Bakal Lepas Ronaldo, PSG Beri Kode Serius

Sebenarnya, pihak Juventus berharap Ronaldo tak dimainkan pada laga itu karena cedera pergelangan kaki saat lawan Lazio dikhawatirkan memburuk. Namun, pelatih Fernando Santos tak memberi jaminan karena Ronaldo bukan tipe pemain yang ingin kehilangan menit bermain.

"Dia ingin bermain setiap menit dan setiap detik di setiap pertandingan. Dia tidak pernah ingin meninggalkan lapangan," katanya. Ambisi Ronaldo yang ingin melewati rekor gol milik pemain Iran, Ali Daei, bisa jadi membuatnya ngotot ingin dimainkan pada laga itu.

Tak hanya itu, kabar tak sedap menyangkut masa depan sang bintang di Turin juga mengemuka beberapa hari terakhir. CR7 diisukan akan dilepas pada akhir musim untuk menyeimbangkan neraca keuangan klub. Pasalnya, Juventus harus menggaji Ronaldo Rp518 miliar per tahun. Gaji tersebut empat kali lebih besar dibandingkan rata-rata pemain Juve lainnya. Padahal Ronaldo masih memiliki sisa kontrak hingga Juni 2022.

Kini menarik ditunggu kiprah 'Juve ala Pirlo' pada laga selanjutnya. Meski baru menemui lawan sepadan saat melawan Barcelona di ajang UCL pada 9 Desember, namun laga lawan Cagliari, Ferencváros, Benevento, Dynamo Kiev, dan Torino bisa jadi ujian bagi konsistensi Si Nyonya Tua.

Penulis :
Adryan N