
Pantau - Nissan tengah mengoptimalkan strategi efisiensi untuk menghindari kebangkrutan di tengah pasar otomotif yang semakin ketat. Langkah-langkah yang diambil termasuk menawarkan pengunduran diri sukarela kepada pekerja dan pemangkasan waktu produksi di pabrik-pabrik mereka.
Dilansir dari Reuters, Senin (3/2/2025), pengunduran diri sukarela ini ditawarkan kepada pekerja terpilih, dengan paket yang mencakup tunjangan dan gaji untuk periode tertentu.
Tujuan utamanya adalah mengurangi biaya serta menunda atau menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK).
Perusahaan ini akan menawarkan pengunduran diri sukarela kepada pekerja di pabrik-pabrik perakitannya di Amerika Serikat, seperti di Smyrna, Tennessee, dan Canton, Mississippi, serta pabrik mesin di Decherd, Tennessee.
Baca juga: Industri Otomotif Eropa Guncang, Ford PHK 4.000 Karyawan
Nissan juga mengumumkan pemangkasan satu dari dua shift produksi di pabrik Smyrna untuk SUV Rogue mulai April, dan di pabrik Canton untuk sedan Altima pada September mendatang.
Langkah-langkah tersebut diproyeksikan bakal menghemat biaya hingga US$2,6 miliar secara global.
Meski begitu, Nissan belum mengungkapkan jumlah pasti pekerja yang akan menerima tawaran pengunduran diri sukarela ini.
Sebelumnya, laporan Nikkei mengindikasikan potensi pemangkasan hingga 1.500 pekerjaan.
"Kami berkomitmen untuk memastikan kelangsungan hidup dan pertumbuhan jangka panjang perusahaan," ujar juru bicara Nissan.
"Ini meliputi penyesuaian kapasitas produksi dan struktur biaya kami agar sesuai dengan kondisi pasar,'' imbuhnya.
Baca juga: Keuntungan Anjlok! Nissan PHK Ribuan Karyawan dan Gaji CEO Dipangkas 50 Persen
Pada Agustus 2024, Nissan juga sudah memangkas produksi di pabrik Kyushu sebesar sepertiga akibat penurunan permintaan untuk beberapa model lama, termasuk Rogue.
Nissan menegaskan bahwa mereka tidak berencana melakukan PHK yang tidak disengaja. Saat ini, perusahaan mempekerjakan lebih dari 11.700 pekerja di tiga pabrik AS pada akhir 2024.
Pada November lalu, Nissan mengumumkan rencana global untuk mengurangi 9.000 pekerjaan dan menurunkan kapasitas maksimum 25 jalur produksi karena penurunan penjualan di pasar China dan Amerika Utara.
Tak lama setelahnya, Nissan dan Honda memulai pembicaraan mengenai kemungkinan merger, yang berpotensi menciptakan grup otomotif terbesar ketiga di dunia dengan output tahunan mencapai 7,4 juta kendaraan.
- Penulis :
- Sofian Faiq
- Editor :
- Sofian Faiq




