
Pantau - Kendaraan berbasis hidrogen tengah dipertimbangkan untuk mengikuti jejak kesuksesan mobil listrik. Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani menjelaskan eksistensi kendaraan hidrogen memiliki kesamaan dengan kendaraan listrik, yang sempat diragukan lima tahun lalu.
"Mobil listrik dulu belum banyak, tapi sekarang sudah banyak. Begitu juga dengan hidrogen, etanol, dan lainnya. Market yang akan menentukan," kata Eniya seperti dikutip dalam keterangannya, Rabu (19/2/2025).
Perkembangan pesat kendaraan listrik memberikan gambaran bahwa pasar akan semakin terbuka untuk kendaraan berbasis hidrogen.
Hal tersebut memungkinkan harga jual kendaraan hidrogen akan semakin terjangkau seiring banyaknya produsen yang terlibat.
Baca juga: Toyota Indonesia Bangun Fasilitas Hidrogen, Dukung Netralitas Karbon
Contohnya, Jepang telah memasarkan kendaraan hidrogen dengan harga terjangkau sekitar 1,7 juta yen atau setara Rp180 juta.
"Harga di sana (Jepang) cukup terjangkau," jelasnya.
Dengan semakin banyak produsen yang memasuki pasar, Indonesia berpotensi menikmati harga lebih terjangkau apabila kendaraan hidrogen diproduksi secara lokal.
Diketahui, Indonesia saat ini sudah memiliki dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH), di Senayan, Jakarta Selatan dan Karawang, Jawa Barat.
Itu menjadikan langkah awal yang penting untuk perkembangan kendaraan hidrogen di tanah air.
"Jadi, ada dua titik SPBH, Senayan dan Karawang. Mobil hidrogen bisa diisi di sini, jaraknya lebih panjang karena tekanannya 700 bar," tuturnya.
Baca juga: Toyota Kurang 'Nafsu' Garap Mobil Listrik, Lebih Pilih Hidrogen
Pemerintah pun tengah menyusun regulasi untuk mendukung perkembangan kendaraan hidrogen, termasuk melalui Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).
Setelah disetujui DPR, RUKN kini tengah dalam pembahasan untuk dijadikan Undang-Undang.
"RUKN sudah disetujui DPR, tinggal menunggu diundangkan," jelasnya.
Dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca, pemerintah juga menargetkan pengurangan emisi karbon menjadi 32 persen pada 2030, melalui strategi Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC).
- Penulis :
- Sofian Faiq
- Editor :
- Sofian Faiq