
Pantau Haji - Jika Allah memanggil, siapapun bisa menunaikan ibadah haji. Hal ini dialami oleh Ali Topan, seorang diskjoki atau DJ. Setelah menanti selama 14 tahun, akhirnya Ali Topan berangkat ke Tanah Suci.
Ditemui tim Media Center Haji (MCH) di Makkah, Ali tidak henti-hentinya mengucap syukur kepada Allah SWT. "Siapa sih yang tidak mendambakan itu (berhaji)," kata Ali di kawasan Misfalah Kota Makkah, Senin (27/05/2024).Namun demikian perjuangan Ali menuju Baitullah penuh lika-liku. Ia bahkan mengaku sempat putus asa, pasrah karena terancam tidak bisa melunasi biaya haji tepat waktu. "Aku ini hampir 99 persen gagal, cak. Pokoknya wes, sedih, nangis gara-gara administrasi. Pasrah, kalau memang aku dipanggil Allah ke Makkah, pasti berangkat," katanya.Ketika mendapat surat pemberitahuan pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BIPIH) yang dibuka pada 7 sampai 12 Februari 2024, Ali mengaku sama sekali tidak mempunyai uang. Ali pun menghubungi beberapa teman-temannya hingga akhirnya mendapat cukup biaya.Ketika datang ke kantor Bank Syariah Indonesia (BSI), Ali Topan ditolak karena masalah administrasi. Rupanya ia belum memiliki surat medical checkup (MCU) dari rumah sakit, padahal saat itu dalam hitungan jam layanan bank bakal ditutup."Teller bank bilang kalau pelunasan ditutup sampai jam tiga sore, tapi saya belum punya MCU. Siang-siang jam satu datang ke puskesmas minta surat kesehatan, tapi sama bank ditolak karena yang dibutuhkan MCU," ujarnya.Ia pun pasrah. Namun Kementerian Agama (Kemenag) membuat edaran kalau pelunasan BIPIH diperpanjang sampai 24 Januari. "Waktu itu saya yakin berangkat," ujarnya. Tapi menjelang pelunasan tiba-tiba anak sakit, kemudian anak lainnya juga butuh biaya untuk mendaftar sekolah. Terpaksa uang yang rencananya digunakan untuk melunasi BIPIH dipakai sedikit untuk anak-anaknya itu. Akibatnya saat waktu pelunasan kurang.Namun, lagi-lagi keberuntung terjadi. Dirinya bisa mendapatkan bantuan keuangan dari teman-temannya, yang pada akhirnya bisa mengunjungi rumah Allah untuk umat Islam itu. Ia pun mengaku ingin bertaubat.
"Saya banyak dosanya, harus bertaubat. Jadi bisa lah dibilang disk jocky naik haji. Saya ingin seperti bayi lagi setelah pulang dari tanah suci. Saya tahu orang-orang terbaik hadiahnya di sini. Setelah pulang saya mau pensiun. Main DJ di rumah saja," katanya.
Ali mengaku juga memiliki anak pengidap autism spectrum disorder (ASD) yang kini berusia 21 tahun. Anaknya itu sekarang belajar di sekolah khusus di Surabaya. Selama 21 tahun itu Ali merawat anaknya.
"Anak cak, anak. Kalau sembuh ya bagaimana ya, namanya autis. Tapi saya ingin minta ke Allah anak bisa hidup normal seperti orang pada umumnya," kata Ali.
- Penulis :
- Fadly Zikry
- Editor :
- Fadly Zikry