
Pantau - Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syaiful Huda, memprediksi adanya penurunan jumlah pemudik pada Lebaran 2025.
Ia menilai, tren gaya hidup hemat atau frugal living menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi keputusan banyak orang untuk menunda atau bahkan membatalkan perjalanan mudik.
"Kalau melihat datanya, jumlah pemudik tahun ini diprediksi sekitar 146 juta orang, mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan tahun lalu yang hampir mencapai 193 juta," ujar Huda kepada wartawan, Rabu (26/3/2025).
Selain faktor frugal living, Huda juga menyoroti kebijakan work from anywhere (WFA) yang sejauh ini masih lebih banyak diterapkan oleh aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai BUMN.
Menurutnya, pekerja dari sektor ini hanya menyumbang sekitar 30% dari total pemudik sehingga dampaknya terhadap arus mudik belum terlalu signifikan.
Baca Juga: H-7 Lebaran, 603 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
"Ini karena yang menerapkan WFA masih didominasi ASN dan pegawai BUMN, sementara sebagian besar pemudik berasal dari sektor swasta," jelasnya.
Selain itu, Huda juga menyoroti tenggat waktu pemberian tunjangan hari raya (THR) oleh perusahaan swasta sebagai faktor lain yang dapat menunda keberangkatan pemudik.
"Perlu dipantau apakah seluruh perusahaan sudah menyalurkan THR sesuai imbauan pemerintah. Jangan sampai ada yang terlambat sehingga masyarakat terpaksa menunda mudiknya," tambahnya.
Lebih lanjut, politikus PKB ini menilai tren frugal living semakin menguat di tengah ketidakpastian ekonomi. Banyak masyarakat yang kini lebih memilih menahan pengeluaran dan menabung, alih-alih menghabiskan uang untuk perjalanan mudik.
"Sebagian masyarakat sebenarnya memiliki uang, tetapi memilih untuk menahan pengeluaran dan menyimpannya untuk keperluan lain," pungkasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas