
Pantau - Bawaslu RI mengungkapkan, DKI Jakarta merupakan provinsi paling rawan terjadi kampanye bermuatan SARA, hoaks, dan ujaran kebencian via media sosial dengan skor 75.
Selain DKI Jakarta, juga ada Maluku Utara (36,11), Kepulauan Bangka Belitung (34,03), dan Jawa Barat (11,11).
Hal itu berdasarkan hasil riset Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) tematik mengenai kampanye bermuatan SARA, hoaks, dan ujaran kebencian via media sosial.
Komisioner Bawaslu RI Lolly Suhenti menyampaikan, DKI Jakarta menjadi provinsi paling rawan karena menjadi tempatnya para buzzer.
"DKI Jakarta nampaknya sengaja dihadirkan penarinya (buzzer)," kata Lolly dalam tayangan di kanal Youtube Bawaslu RI, Selasa (31/10/2023).
Lolly mengemukakan, DKI Jakarta memang selalu masuk dalam kategori lima besar tentang isu tematik kerawanan pemilu, seperti kerawanan netralitas ASN dan politisasi SARA.
"DKI Jakarta dia rawan semua dimensi isu strategis pemilu," ujarnya.
Lolly menjelaskan, media sosial merupakan platform yang paling sering digunakan untuk melakukan kampanye bermuatan SARA, hoaks, dan ujaran kebencian adalah Facebook, WhatsApp, dan Twitter.
Khusus untuk aplikasi WhatsApp, lanjutnya, biasanya yang dilakukan melalui grup keluarga atau komunitas terdekat.
"Modusnya adalah untuk mendapatkan dukungan atau simpati yang lebih besar, menyerang lawan dan mendelegitimasi proses atau hasil pemilu," ucapnya.
Lolly menilai, kampanye bermuatan SARA, kabar bohong, dan ujaran kebencian via media sosial dapat menjadi penyebab terjadinya polarisasi masyarakat di dunia nyata.
- Penulis :
- Aditya Andreas