
Pantau - Pesta demokrasi kerap kali memunculkan sederet hal yang bisa mengernyitkan dahi kita. Salah satunya para peserta Pemilu yang mengalami kegagalan saat berkontestasi.
Pemilu yang digelar setiap 5 tahun sekali ini menyimpan banyak cerita unik. Salah satunya tentang caleg gagal yang mengalami depresi, bahkan ada yang berujung maut.
Bagi mereka yang depresi, di Desa Sinarrancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon ada tempat pengobatannya, namanya Padepokan Anti Galau. Empunya padepokan tersebut, Ustaz Ujang Bustomi mengaku mulai kebanjiran pasien dari kalangan caleg maupun tim sukses.
Mereka yang membanjiri Padepokan Anti Galau tersebut datang setelah digelarnya proses pemungutan suara Pemilu 2024 yang digelar pada 14 Februari 2024.
Setidaknya dalam Pemilu 2024 ini, sudah ada beberapa caleg maupun timses yang menyambangi Padepokan Anti Galau tersebut.
Mereka yang mampir ke Padepokan Anti Galau di Kabupaten Cirebon ini didominasi caleg dan timses yang depresi gegara menerima hasil kekalahan dalam proses pemungutan suara.
Ustaz Ujang Bustomi mengungkapkan, baru ada 2 caleg dan puluhan timses yang mampir ke Padepokan Anti Galau miliknya. Para caleg dan timses ini datang untuk berobat gegara menderita depresi.
"Caleg sudah dua orang. Kalau timses itu malah banyak, sudah puluhan," kata Ustaz Ujang Bustomi saat ditemui di Padepokan Anti Galau, Desa Sinarrancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Minggu (18/2/2024).
Ustaz Ujang Bustomi bilang, para caleg dan timses itu menderita depresi karena tak terima kalah dalam proses pemungutan suara Pemilu 2024 yang digelar 14 Februari 2024.
"Mereka itu jiwanya terguncang. Ketika jiwa sudah terguncang, maka semuanya akan terguncang. Fisik dan lahir batinnya juga itu terguncang," kata Ustaz Ujang Bustomi.
"Mereka itu tidak siap kalah dan tidak siap menang. Sebenarnya namanya juga dunia demokrasi. Kita harus siap kalah dan siap menang. Kalau kalah legowo dan kalau menang pun jangan sombong," ucap dia.
Dia menuturkan, level depresi dari para pasiennya itu masih dalam kategori ringan dan menengah. Kondisi ini masih bisa diatasi dengan serangkaian proses terapi.
"Depresinya masih kategori depresi ringan dan menengah. Kalau ringan dan menengah kan mereka masih bisa diajak bicara. Tapi mereka banyak merenung dan kadang ngomongnya tidak nyambung," kata dia.
Ustaz Ujang Bustomi mengaku menerapkan cara-cara khusus untuk mengobati para pasiennya yang depresi tersebut. Mulai dari proses ruqyah hingga pemberian air doa yang biasa diterapkan Ustaz Ujang Bustomi untuk menangani para pasiennya.
"(Penanganannya) dengan terapi spiritual dan dikasih air. Terus kita kasih semangat (motivasi). Tapi saya akan lebih menanamkan ruqyah dan juga zikir," kata dia.
- Penulis :
- Khalied Malvino