
Pantau - Pakar Hukum Tata Negara (HTN), Refly Harun, mengangkat isu tentang aktor intelektual di balik upaya penjegalan langkah Anies Baswedan dalam Pilkada Jakarta 2024.
Refly menyebutkan, tidak sulit untuk mengidentifikasi siapa yang menjadi aktor untuk berperan dalam upaya tersebut.
"Ini mudah cara melihatnya, siapa yang berkepentingan Anies tidak menjadi calon dan tidak terpilih menjadi gubernur? Tentunya istana lama dan istana baru," ujar Refly di sebuah acara talkshow, Selasa (13/8/2024) malam.
Refly menyiratkan, baik kekuasaan lama maupun baru mungkin tidak menginginkan Anies mencalonkan diri demi menjaga stabilitas dan kekuasaan hingga 2029.
Ia juga mengkritik bahwa kualitas politik di Indonesia semakin tidak sehat akibat praktik seperti ini.
Refly berharap Pilkada Jakarta 2024 akan menjadi ajang kompetisi yang sehat, dengan tokoh-tokoh kuat seperti Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Ridwan Kamil bertanding secara terbuka.
Menurutnya, rakyat seharusnya diberikan kebebasan untuk memilih pemimpin mereka tanpa adanya rekayasa politik yang membatasi pilihan.
"Siapa pun orang terbaik di Republik ini dan mempunyai kemampuan ya harusnya diberi jalan untuk bertanding, sehingga biarkan rakyat yang memilih," lanjutnya.
Refly juga mengungkapkan keanehan di mana Anies, yang mendapatkan hasil survei tertinggi dan diinginkan masyarakat Jakarta, justru kesulitan mendapatkan dukungan dari partai politik.
“Maka dari itu, hal ini dianggap sebagai tanda adanya upaya untuk menghalangi Anies maju dalam Pilkada,” tandasnya.
Diketahui, Koalisi Indonesia Maju (KIM) telah menyatakan akan mengusung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur dalam Pilkada Jakarta 2024.
KIM bahkan berusaha mengajak partai-partai seperti PKS, PKB, dan Nasdem, yang sebelumnya mendukung Anies Baswedan dalam Pilpres 2024, untuk bergabung.
- Penulis :
- Aditya Andreas
- Editor :
- Aditya Andreas