Pantau Flash
HOME  ⁄  Pantau Ramadhan

Masuk 10 Hari Terakhir Ramadan, Ini Amalan yang Dianjurkan Rasulullah

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Masuk 10 Hari Terakhir Ramadan, Ini Amalan yang Dianjurkan Rasulullah
Pantau - Tanpa terasa, bulan suci Ramadan akan memasuki 10 hari terakhir. Rasulullah SAW menganjurkan sejumlah amalan bagi umat Islam di penghujung Ramadan.

Dalam tulisannya yang berjudul 'Ini Tiga Amalan Utama Sepuluh Akhir Ramadhan', Dosen Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hengki Ferdiansyah mengungkapkan keutamaan 10 malam terakhir Ramadan.

"Ketika memasuki 10 hari akhir Ramadan, Rasulullah fokus beribadah, mengisi malamnya dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut ibadah," (HR Al- Bukhari).

Menurut Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in, terdapat tiga amalan yang mesti dilakukan pada sepuluh hari akhir Ramadan.

Pertama, memperbanyak sedekah, mencukupi kebutuhan keluarga, dan berbuat baik kepada kerabat dan tetangga. Seseorang bisa menyediakan hidangan berbuka bagi orang yang puasa, meskipun sekadar memberi segelas air.

Kedua, memperbanyak membaca Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an disunahkan kapan pun dan di mana pun, selain tempat dilarang membaca Al-Qur'an, seperti toilet.

Dalam penjelasan Imam An-Nawawi, membaca Al-Qur’an di akhir malam lebih utama daripada awal malam. Pendapat ini juga dikemukakan Abu Bakar Syatha yang mengatakan, membaca Al-Qur’an di malam hari lebih baik daripada siang hari karena lebih fokus.

Ketiga, memperbanyak i’tikaf. Hal ini sesuai dengan kebiasaan Rasulullah yang meningkatkan ibadah dengan cara beri’tikaf di masjid pada 10 hari akhir Ramadan.

Pada 10 malam terakhir Ramadan juga diriwayatkan menjadi malam datangnya Lailatul Qadar, malam yang lebih baik daripada seribu bulan.

Untuk itu, hendaknya umat Islam lebih memperbanyak kegiatan ibadah pada malam-malam terakhir Ramadan demi mendapatkan malam kemuliaan tersebut.

Ruhyat Ahmad dalam buku 'Panduan Ramadhan: Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah' menyebutkan beberapa dalil yang menunjukkan tanda-tanda malam Lailatul Qadar. Di antaranya, hadis yang diriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab RA berkata:

هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِي صَبِيحَةٍ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لَا شُعَاعَ لَهَا

Artinya: "Malam itu adalah malam yang cerah, yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru." (HR Muslim no. 762).

Hadits lainnya yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda:

لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةً سَمْحَةُ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةٌ تُصْبِحُ الشَّمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيفَةً حَمْرَاء

Artinya: "Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan." (HR Al-Baihaqi dinyatakan shahih oleh Syaikh Al Albani).
Penulis :
Aditya Andreas