
Pantau - Delapan dari sepuluh orang Indonesia cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan selama Ramadan dan Idulfitri dibanding hari lain. Hal ini disampaikan oleh Survei Herbalife Nutrition seperti dilansir ANTARA.
Andam Dewi selaku Senior Director & General Manager Herbalife Nutrition Indonesia mengungkapkan bahwa selama puasa, tidak hanya pola makan dan tidur yang berubah, dehidrasi dan asupan makanan yang kurang membuat metabolisme tubuh juga melambat. Metabolisme itu bertujuan agar penggunaan energi dalam tubuh menjadi lebih efisien.
Survei "Holiday Eating Survey" di Asia Pasifik 2019 silam mengungkapkan bahwa berat badan konsumen di 11 negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia bertambah rata-rata enam kilogram pada akhir Ramadan dan Hari Raya Idulfitri.
Di Indonesia, survei itu melibatkan 500 konsumen Indonesia dengan hasil 83 persen responden yang cenderung mengkonsumsi lebih banyak pada Ramadan dan Idulfitri.
Baca juga:
Hindari Berbuka Puasa dengan Teh Hangat bagi Penderita Asam Lambung, Ini Penjelasannya!
7 Rekomendasi Minuman Sehat dan Segar untuk Berbuka Puasa
Berpuasa selama bulan Ramadan juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan bila mempertimbangkan pemilihan makanan dan kurangnya olahraga.
"Konsumen di Asia Pasifik, termasuk di Indonesia, memperoleh tambahan berat badan rata-rata enam kilogram setelah Hari Raya. Kita perlu mempertahankan kebiasaan gaya hidup sehat, termasuk membuat keputusan makanan yang lebih baik dan dipadu dengan aktivitas fisik agar memudahkan manajemen berat badan dan memperoleh kesejahteraan," ujar Andam Dewi.
Selain itu, naiknya berat badan juga dipengaruhi oleh aktivitas olahraga yang menurun selama Ramadan. Biasanya, orang-orang beralasan akan meneruskan agenda olahraga usai Hari Raya.
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Latisha Asharani








