HOME  ⁄  Politik

Pengamat Singgung Politik Identitas saat Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR RI

Oleh khaliedmalvino
SHARE   :

Pengamat Singgung Politik Identitas saat Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR RI
Pantau - Direktur Eksektutif Voters of Indonesia (VoI) AB Solissa menyinggung Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang politik identitas jelang Pemilu 2024.

"Meti diakui bahwa politik identitas ini cukup membuat masyarakat terpolarisasi secara ekstrem. Saya melihat pidato Jokowi ini dalam rangka menyejukkan situasi politik jelang Pilpres 2024," kata AB Solissa kepada Pantau.com, Selasa (16/8/2022).

Yang mesti digaris bawahi, lanjut Solissa, politik identitas itu bukan hanya soal agama, tapi juga soal suku dan kelompok. Paling parahnya lagi, ada upaya untuk melabeli kelompok tertentu sebagai bagian dari kelompok yang pro dan kontra terhadap Pancasila.

"Kondisi ini menurut saya tidak ideal untuk masa depan demokrasi di Indonesia. Belajar dari dua Pemilu terakhir di 2014 dan 2019, bangsa ini hampir terporak-poranda akibat terfragmentasinya masyarakat dalam dua poros besar dengan berbagai labeling-nya," jelas AB Solissa.

Oleh karenanya, kata AB Solissa, pidato Jokowi ini sangat tepat disampaikan, tinggal bagaimana para elite politik maupun pengambil kebijakan di negeri ini bisa mengaktualisasi isi pidato politik Jokowi dalam setiap aktifitas politik mereka.

"Bahkan menurut saya, pesan presiden ini juga bisa didengar oleh para buzzer untuk tidak lagi membangun narasi-narasi yang berpotensi memecah belah bangsa," tuturnya.

Sebelumnya, Jokowi menekankan agar jangan ada lagi politik identitas dan agama pada Pemilu 2024. Hal ini ia sampaikan ketika Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR/DPD RI di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, hari ini.

"Adapun tahapan Pemilu yang sedang dipersiapkan oleh KPU harus kita dukung sepenuhnya. Saya ingatkan, jangan ada lagi politik identitas. Jangan ada lagi politisasi agama," tegas Jokowi.

"Jangan ada lagi polarisasi sosial," sambung Jokowi.

Jokowi menuturkan kehidupan berdemokrasi di Indonesia semestinya semakin dewasa. Dia pun berterima kasih pada para tokoh dari berbagai kalangan yang dinilainya berkontribusi besar dalam memperkokoh persatuan.

"Demokrasi kita harus semakin dewasa. Konsolidasi nasional harus diperkuat. Terima kasih kepada ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh kebudayaan, yang berkontribusi besar memperkokoh fondasi kebangsaan, serta merawat persatuan dan kesatuan nasional," ucap dia.

Jokowi lalu berharap semua lembaga negara mendukung terjaganya demokrasi dan mendukung sejumlah upaya penguatan ideologi Pancasila.

"Saya juga mengharapkan dukungan dari semua lembaga negara untuk menjaga dan membangun demokrasi di negeri tercinta ini, untuk memperkokoh ideologi bangsa," tutur Jokowi.
Penulis :
khaliedmalvino

Terpopuler