
Pantau - Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia mempunyai peluang menjadi negara maju, dikarenakan memiliki bonus demografi.
"Peluang kita menjadi negara maju ada, ini disampaikan oleh para pakar dalam negeri maupun luar," kata Jokowi saat Musra di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5/2023).
''Dikarenakan memiliki bonus demografi dalam kurun waktu 13 tahun,'' lanjutnya.
Jokowi juga menyebutkan, kesempatan tersebut harus dimaksimalkan dengan berbagai upaya. Jika tidak, Indonesia akan selamanya menjadi negara berkembang.
"Jika kita bisa memanfaatkan dan memaksimalkan peluang, kita akan menjadi negara maju, kalau tidak ya, selamanya masih menjadi negara berkembang,'' sebutnya.
Presiden Jokowi menjelaskan, beberapa negara Amerika Tengah seperti Brazil yang gagal memanfaatkan bonus demografi pada 1959. Hal itu menyebabkan negara tersebut masih terjebak sebagai negara berkembang.
"Dari sejarah, saya pelajari, sejarah di Amerika latin seperti Brazil tahun 60-an, mereka sudah berada di posisi negara berkembang, masuk middle income,'' jelasnya.
Dalam acara Musra, Jokowi menuturkan, bahwa dirinya melihat kesempatan tersebut hanya sekali dalam sejarah.
"Dan dalam sejarah peradaban negara yang saya lihat, memang kesempatannya hanya sekali,'' tuturnya.
Dia pun mengingatkan masyarakat untuk selektif memilih pemimpin yang akan datang. Ia meminta relawannya memilih pemimpin yang kuat dan berani mengambil risiko.
"Begitu kita keliru memilih pemimpin yang tepat ke depannya, hilanglah kesempatan untuk jadi negara maju," tegasnya.
"Peluang kita menjadi negara maju ada, ini disampaikan oleh para pakar dalam negeri maupun luar," kata Jokowi saat Musra di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5/2023).
''Dikarenakan memiliki bonus demografi dalam kurun waktu 13 tahun,'' lanjutnya.
Jokowi juga menyebutkan, kesempatan tersebut harus dimaksimalkan dengan berbagai upaya. Jika tidak, Indonesia akan selamanya menjadi negara berkembang.
"Jika kita bisa memanfaatkan dan memaksimalkan peluang, kita akan menjadi negara maju, kalau tidak ya, selamanya masih menjadi negara berkembang,'' sebutnya.
Presiden Jokowi menjelaskan, beberapa negara Amerika Tengah seperti Brazil yang gagal memanfaatkan bonus demografi pada 1959. Hal itu menyebabkan negara tersebut masih terjebak sebagai negara berkembang.
"Dari sejarah, saya pelajari, sejarah di Amerika latin seperti Brazil tahun 60-an, mereka sudah berada di posisi negara berkembang, masuk middle income,'' jelasnya.
Dalam acara Musra, Jokowi menuturkan, bahwa dirinya melihat kesempatan tersebut hanya sekali dalam sejarah.
"Dan dalam sejarah peradaban negara yang saya lihat, memang kesempatannya hanya sekali,'' tuturnya.
Dia pun mengingatkan masyarakat untuk selektif memilih pemimpin yang akan datang. Ia meminta relawannya memilih pemimpin yang kuat dan berani mengambil risiko.
"Begitu kita keliru memilih pemimpin yang tepat ke depannya, hilanglah kesempatan untuk jadi negara maju," tegasnya.
- Penulis :
- Sofian Faiq