
Pantau - Pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul menilai, pembelotan Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko menunjukkan adanya kader yang tidak sejalan dengan keputusan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Menurutnya, kedua kader tersebut sudah terang-terangan mendukung bakal calon presiden (capres) dari Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Kader PDIP terutama kader muda mulai resah dengan kebijakan Megawati. Ini bisa jadi proses kerontokan Megawati dan PDIP jelang Pemilu 2024," kata Najmuddin, Kamis (27/7/2023).
Najmuddin menduga, sudah terbentuk dua faksi di internal PDIP, yakni faksi pro Megawati dan faksi anti-Megawati.
Pasalnya, dalam tiga dekade terakhir, partai banteng tersebut di bawah kendali penuh Megawati sehingga proses demokrasi di partai tersebut jadi terhambat.
"Sedangkan kader-kader muda seperti Budiman dan Effendi tentu punya ide-ide lain tentang visi kepartaian tapi mentok di Megawati," ungkapnya.
Ia menilai, sikap Budiman dan Effendi juga sebagai bentuk kekecewaan kader muda yang tidak mendapatkan posisi strategis di pemerintahan selama hampir 10 tahun berkuasa.
"Bahkan, keduanya saat ini tidak mendapatkan tempat dalam DPP PDIP," tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas