
Pantau - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) Ahmad Khoirul Umam menilai Jokowi menjadi simbol perlawanan kader muda terhadap elit PDI Perjuangan. Hal ini terkonfirmasi dengan mundurnya dua kader muda Budiman Sudjatmiko dan yang terbaru Maruarar Sirait.
"Jika migrasi politisi muda PDIP ke gerbong Prabowo-Gibran semakin tidak terbendung, ini akan semakin memantik 'perang bubat' antara Jokowi dan PDIP ke depan," kata Umam, Selasa (16/1/2024).
Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina ini berpendapat, jika mundurnya dua kader muda seperti Budiman dan Maruarar tidak ditanggapi serius, maka migrasi kader besar-besaran bisa menimpa PDIP.
"Supaya migrasi simpul-simpul kekuatan politik PDIP tidak berlanjut, maka PDIP harus segera mengonsolidasikan kembali kekuatan kader-kadernya, agar tidak mencair karena alasan pragmatisme dan oportunisme," ujar Umam.
Seperti diketahui, Maruarar pada Senin (15/2/2024) malam menyerahkan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP kepada DPP PDIP yang diwakili Wasekjen Utut Adianto. Ara sapaan akrab Maruarar juga blak-blakan bahwa ia mundur dari PDIP karena ingin mengikuti sikap Presiden Jokowi.
"Izin saya mengikuti langkah daripada Bapak Jokowi. Saya percaya dan cocok hati saya dan nurani saya," kata Ara.
Sikap Ara ini juga sejalan dengan pesan ayahnya, Sabam Sirait selaku pendiri PDIP. Sabam berpesan kepada Ara untuk selalu menjaga dan mengikuti Jokowi.
"Memang betul Bapak saya pendiri PDI dan saya pertanggungjwabkan, karena dulu Bapak saya juga mengatakan jagalah, belalah Pak Jokowi karena dia baik dan benar," pungkas Ara.
- Penulis :
- Fadly Zikry