
Pantau - Pengamat politik, Ray Rangkuti, mendesak para pimpinan fraksi yang mendukung hak angket untuk segera bertemu dan menjalin komunikasi.
Ia menegaskan, pentingnya agar fraksi-fraksi di DPR RI tidak saling menunggu satu sama lain dalam upaya mengajukan hak angket.
Menurut Ray, saat ini kepercayaan di antara fraksi-fraksi di DPR masih belum terbangun sepenuhnya. Kondisi ini menyebabkan proses penggunaan hak angket mandek dan masih terjebak dalam saling menunggu.
"Dilihat dari empat fraksi yang ada, yaitu PDIP, NasDem, PKB, dan PKS, semuanya sebenarnya memiliki keinginan kuat untuk mendorong penggunaan hak angket. Namun, mereka belum bisa bersatu karena masih ada kesenjangan politik," jelas Ray kepada awak media di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, pada Kamis (7/3/2024).
"Ada masalah kepercayaan yang belum terbentuk. Ada keraguan di antara mereka bahwa jika mereka maju, fraksi lain mungkin akan meninggalkan mereka," tambahnya.
Ray menekankanm masyarakat sangat berharap agar anggota DPR menggunakan hak angket untuk menyelidiki berbagai kecurangan yang terjadi dalam pemilu 2024. Menurutnya, penyelidikan melalui Bawaslu atau Mahkamah Konstitusi saja tidak cukup.
"Pada tanggal 29 Desember 2023, saya menyatakan bahwa pemilu ini adalah yang terburuk dalam sejarah reformasi kita," katanya.
Ray juga menyoroti kasus dugaan pelanggaran terkait insiden dua jari yang berasal dari balik mobil kepresidenan yang hingga kini belum ada keputusan yang jelas.
"Hak angket bisa menjadi solusi dan harapan untuk menyelidiki semua pelanggaran, baik yang terang-terangan maupun yang samar-samar," tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas
- Editor :
- Khalied Malvino