
Pantau - Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi menilai, usulan salah satu partai politik (parpol) agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin koalisi besar parpol sebatas pertimbangan politik yang masih jauh.
"Itu kan pertimbangan-pertimbangan politik 7 bulan ke depan. Ini masih lama lho. Masih 7 bulan ke depan, masih banyak yang kita kerjakan," kata Budi Arie saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (13/3/2024).
Budi Arie menuturkan, Presiden Jokowi yang diusulkan menjadi ketua koalisi parpol pendukung pemerintahan selanjutnya masih terlalu dini, karena masa pemerintahan yang dipimpin masih berlangsung hingga Oktober 2024.
Menurutnya, masih banyak yang mesti dikerjakan di bawah pemerintahan Presiden Jokowi dalam kurun waktu 7 bulan tersebut. Di sisi lain, dia juga menilai usulan salah satu parpol agar Presiden Jokowi menjadi pemimpin besar koalisi parpol merupakan sebuah aspirasi.
"Yang namanya aspirasi, yang namanya pendapat, untuk hal-hal tertentu seperti tadi Presiden...ya enggak apa-apa dinamika aja," ucap Budi.
Budi Arie pun meminta agar semua pihak menunggu pengumuman resmi dari KPU RI terkait hasil penghitungan Pilpres 2024 pada 20 Maret 2024.
Namun begitu, ia menyakini pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menang berdasarkan hasil hitung cepat alias quick count yang hanya kalah di 2 provinsi, yakni Aceh dan Sumatra Barat (Sumbar0.
"Ya pasti menang dong. Kan 'quick count' enggak pernah salah. Lebih, cuma 2 provinsi yang kalah. Aceh sama Sumbar ya. Sisanya menang semua," tuturnya.
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Khalied Malvino