
Pantau - Ketua Program Studi Kajian Terorisme Universitas Indonesia, Muhamad Syauqillah, mengingatkan masyarakat agar tidak terpengaruh oleh ajakan berjihad ke Suriah yang kerap muncul di media sosial. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap motif di balik seruan tersebut, yang sering kali berakar pada kepentingan politik praktis dan ideologi kelompok tertentu.
"Ajakan ini perlu dikritisi. Apa tujuan jihad yang ditawarkan? Siapa yang dianggap musuh di sana? Dan apakah tindakan tersebut benar-benar sesuai dengan prinsip jihad dalam agama? Jawabannya sering kali tidak," jelas Syauqillah dalam pernyataannya, Rabu (18/12/2024).
Konflik Suriah: Antara Kepentingan dan Propaganda
Syauqillah menguraikan bahwa konflik di Suriah adalah benturan berbagai faksi dengan kepentingan berbeda. Setelah jatuhnya rezim Bashar Al-Assad, banyak kelompok teroris memanfaatkan situasi ini untuk merekrut individu dari negara lain, termasuk Indonesia, dengan narasi agama.
Baca Juga:
Turki Kritik Israel, Ekspansi di Suriah Merusak Stabilitas Wilayah
"Narasi yang mereka gunakan mengaburkan kenyataan di lapangan. Konflik di Suriah lebih banyak tentang perebutan kekuasaan daripada perjuangan agama," ujarnya.
Syauqillah juga menyoroti pengalaman sebelumnya ketika Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) menggunakan strategi serupa untuk merekrut warga Indonesia. Banyak yang tergiur janji manis, namun kemudian menghadapi realitas pahit di medan konflik, dan akhirnya meminta bantuan pemerintah untuk dipulangkan.
Dampak Jangka Panjang bagi Indonesia
Menurut Syauqillah, keterlibatan warga negara Indonesia dalam konflik asing tidak hanya menimbulkan risiko bagi individu yang terlibat, tetapi juga bagi keamanan nasional. Mereka yang kembali sering kali membawa dampak ideologi radikal yang dapat memengaruhi lingkungan sekitar.
"Oleh karena itu, penting untuk mencegah WNI terlibat dalam dinamika konflik negara lain. Fokus kita seharusnya pada membangun bangsa, bukan terlibat dalam konflik yang tidak relevan dengan kepentingan kita," tambahnya.
Pesan untuk Masyarakat
Syauqillah berharap masyarakat Indonesia lebih kritis dalam menyikapi seruan jihad yang bermunculan di media sosial. Ia juga menegaskan bahwa solusi utama adalah edukasi tentang bahaya radikalisasi dan pentingnya memahami konteks konflik secara mendalam.
“Jangan mudah tergiur dengan ajakan yang menggunakan simbol keagamaan, tetapi ternyata hanya memanfaatkan emosi dan semangat individu untuk tujuan yang tidak benar,” pungkasnya.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah