
Pantau - Kota Bogor terletak 59 km di sebelah selatan Jakarta dan dikenal dengan nama Kota Hujan karena memiliki curah hujan yang sangat tinggi. Bogor dikenal dengan nama Buitenzorg yang berarti “tanpa kecemasan” atau “aman tenteram”, seperti dilansir dari laman resmi bpbd.bogorkab.go.id.
Nama Bogor sendiri berasal dari kata bokor, bakor, baghar/baqar, dan Buitenzorg. Pada zaman dahulu terdapat dua juru pantun yang terkenal, Pa Cilong dan Aki Rambeng. Keduanya sangat hafal tentang riwayat Pajajaran dan babad Bogor. Terdapat pantun yang dikarang Pa Cilong yang dimuat pada naskah Pancer Pajajaran yakni Pantun Bogor. Bokor disini berarti ‘tunggul’ kawung atau bagian bawah dari pohon kawung sisa tebangan. Kawung berasal dari bahasa sunda yang artinya pohon nira atau enau. Disebut demikian karena di Bogor terdapat habitat pohon kawung/enau/nira yaitu di daerah Kawungluwuk, Cikawung, dan Bantar Kawung.
Sementara itu, pendapat lain mengatakan bahwa Bogor berasal dari kata bakor yang artinya bakul logam yang terbuat dari nikel, tembaga, perak, kuningan dan lainnya. Jika teori ini benar, artinya Bogor berdiri pada zaman dan budaya logam, padahal zaman logam sudah lewat saat cikal bakal Kota Bogor akan muncul.
Terdapat teori lainnya yang mengatakan bahwa nama Bogor berasal dari bahasa arab baghar/baqar yang artinya yaitu sapi. Jika demikian, artinya Bogor berdiri setelah bangsa Arab bermukim di Bogor. Padahal orang Arab yang bermukim di Bogor dimulai pada awal abad 19 atas prakarsa Belanda.
Teori yang terakhir mengatakan bahwa nama Bogor berasal dari plesetan kata Buitenzorg yang merupakan nama resmi Bogor pada masa penjajahan Belanda.
Baca juga:
Sejarah Hari Ini: Runtuhnya Kekhalifahan Turki Utsmani 3 Maret 1924
Sejarah Hari Ini: Terjadinya Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta
Diketahui bahwa Buitenzorg sebenarnya adalah nama untuk rumah persinggahan yang diberikan pada tahun 1745 oleh Gubernur Jenderal Belanda GW Baron van Imhoff. Dimana tempat ini sering menjadi tempat singgah dikala beliau melakukan perjalanan dari Batavia ke istana gubernur jenderal di Cipanas, Puncak.
Seperti dilansir dari laman resmi bpbd.bogorkab.go.id, diantara beberapa teori yang ada, dan berdasarkan penelusuran etimologi dan histori, maka teori pantun Pa Cilong lebih masuk akal bahwa Bogor berasal dari kata bokor yaitu sisa tebangan pohon nira. Bogor sebagai tunggul pohon kawung/nira/enau memiliki makna bahwa orang Bogor tidak mudah terprovokasi, dan kepemimpinan orang Bogor adalah ajeg tangguh dan hasil karyanya dapat bersifat monumental.
Hari jadi Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3 Juni. Awal mula penetapan hari jadi Kota Bogor ini berasal dari pembicaraan antara pemerintah Kota Madya Bogor dan pemerintah Kabupaten Bogor dan ditindaklanjuti pertemuan pertemuan antara pimpinan DPRD kotamadya Bogor dengan DPRD kabupaten Bogor pada 1971. Dari pertemuan tersebut disepakati bahwa hari jadi Kota Bogor adalah tanggal 3 Juni.
Terdapat tokoh sejarah yang menjadi pijakan utama kota Bogor yaitu Tokoh Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja yang dinobatkan sebagai raja, 97 tahun sebelum kerajaan Pakuan Pajajaran runtuh karena serangan kerajaan Banten. Sejak Sri Baduga dinobatkan, ibu kota kerajaan yang awalnya terletak di Kawali (Ciamis) dipindahkan ke Pajajaran Bogor dan diketahui tidak berpindah lagi hingga keruntuhannya.
Oleh karena itulah Sri Baduga Maharaja atau Tokoh Prabu Siliwangi dinobatkan sebagai Susuhunan Pajajaran pada tahun 1482 masehi dan menjadi pijakan penentuan tahun dibangunnya Kota Bogor.
Berdasarkan naskah pantun bogor, diketahui bahwa kerajaan Pajajaran selalu mengadakan upacara gurubumi dan upacara kurewabhakti setiap tahun. Upacara ini diadakan sebagai syukuran atas hasil panen pada tahun tersebut dan dihadiri oleh para raja-raja daerah dengan pengiringnya. Pada naskah yang sama pula disebutkan bahwa upacara tersebut dimulai 49 hari setelah penutupan musim panen yang berlangsung selama 9 hari, kemudian ditutup dengan upacara kawerabhakti pada bulan purnama.
Upacara kawerabhakti dihadiri oleh semua raja daerah di kerajaan Pakuan Pajajaran. Tanggal 3 Juni 1482 merupakan tanggal dinobatkannya Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi dinobatkan sebagai Raja Susuhunan Pajajaran yang berpusat di Pakuan yang terletak di Bogor, sekaligus juga pemindahan pusat kerajaan yang sebelumnya berada di Kawali Ciamis ke Pakuan.
Pada masa kolonial, sempat dibuat perencanaan tata ruang wilayah Bogor pada tahun 1872 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Baron Van Imhoff. Pada waktu, itu, bangsa Eropa dianggap sebagai warga utama yang ditempatkan di pemukiman kelas satu yaitu di daerah Kedung Halang yang memiliki pemandangan sangat indah. Jalanan di kawasan tersebut diberi nama dengan kosakata kental Belanda, seperti: Koningen weg, Beatrix weg, Jan Pieter Zoon Coen weg, Juliana weg, masing-masing untuk nama jalan (saat ini): Papandayan, Cikuray, Pangrango, dan Tangkuban Perahu.
Pada masa pendudukan Inggris, Gubernur Jenderal Thomas Raffles banyak berjasa membangun kota Bogor. Misalnya dengan merenovasi Istana Bogor dengan menjadikan kebun raya serta mempekerjakan ahli pertamanan untuk menata Bogor sebagai tempat peristirahatan.
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Latisha Asharani