Pantau - Jurgen Klopp membuka kemungkinan untuk kembali melatih Liverpool di masa depan, meskipun saat ini ia menegaskan tidak merindukan dunia kepelatihan dan menikmati perannya sebagai Kepala Sepak Bola Red Bull.
Tak Lagi Rindu Melatih, Tapi Liverpool Tetap di Hati
Dalam pernyataannya, Klopp mengungkapkan bahwa satu-satunya klub Inggris yang mungkin ia latih kembali adalah Liverpool.
"Saya bilang tidak akan melatih tim Inggris lain. Jadi jika saya kembali, itu berarti Liverpool. Secara teori, itu mungkin," ujar Klopp.
Meski demikian, ia mengaku saat ini belum memiliki rencana kembali ke pinggir lapangan dalam waktu dekat.
"Jika saya harus memutuskan hari ini, saya tidak akan melatih lagi. Tapi untungnya saya tidak harus memutuskannya sekarang. Kita lihat saja nanti," jelasnya.
Klopp menekankan bahwa dirinya kini menikmati peran strategis di Red Bull, yang membawahi beberapa klub di berbagai negara.
"Saya mencintai apa yang saya lakukan saat ini. Saya tidak merindukan melatih. Saya tidak rindu berdiri di bawah hujan selama tiga jam atau menghadapi konferensi pers tiga kali seminggu," katanya.
Tinggalkan Liverpool karena Kelelahan, Puji Arne Slot
Keputusan Klopp meninggalkan Liverpool pada 2024 diambil karena kelelahan fisik dan mental setelah lebih dari 1.080 pertandingan sebagai pelatih.
"Saya sudah cukup sering berada di ruang ganti. Saya melatih lebih dari 1.080 pertandingan. Saya pikir sudah waktunya memberi ruang bagi orang lain," ujarnya.
Sejak meninggalkan Liverpool, Klopp memfokuskan diri pada peran manajerial tingkat atas, yang tetap terkait dengan dunia sepak bola namun tanpa tekanan harian di lapangan.
Ia juga memberikan pujian kepada Arne Slot, pelatih penggantinya di Liverpool, yang berhasil membawa klub tersebut meraih gelar Liga Inggris pada musim pertamanya.
"Kami sering berkomunikasi setelah itu. Dia orang yang sangat baik. Dia berhasil mendapatkan yang terbaik dari tim ini, dan mereka menjadi juara dengan cara yang luar biasa," kata Klopp.
Ia menilai pendekatan Slot yang tidak langsung mengubah struktur tim secara drastis merupakan langkah cerdas, terutama setelah adanya perombakan skuad pada bursa transfer musim panas.
"Perubahan selalu butuh waktu. Pemain baru harus beradaptasi, dan itu hal yang normal," pungkasnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan
