
Pantau - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyatakan bahwa coding dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) akan diarahkan menjadi mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah Indonesia.
Saat ini, kedua bidang tersebut masih berstatus sebagai mata pelajaran pilihan.
Mu’ti menegaskan bahwa kebutuhan guru untuk mata pelajaran coding dan AI akan meningkat tajam seiring dengan perubahan kurikulum tersebut.
Ia menyampaikan bahwa perguruan tinggi, terutama Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA), dibutuhkan sebagai mitra penting dalam mencetak tenaga pendidik dan pengembang kurikulum berbasis teknologi.
Pernyataan tersebut disampaikan Abdul Mu’ti dalam Rapat Kerja Nasional Forum Rektor PTMA di Universitas Muhammadiyah Malang pada Jumat malam, 17 Oktober 2025.
Pemerintah membuka peluang seluas-luasnya bagi PTMA untuk berkontribusi dalam riset kebijakan (policy research) di bidang pendidikan dasar dan menengah, termasuk dalam aspek pendidikan karakter dan kebiasaan belajar siswa.
Kemendikdasmen juga menyatakan keterbukaan terhadap kerja sama yang relevan dengan arah pembangunan pendidikan nasional, terutama dengan kampus-kampus keagamaan.
Abdul Mu’ti menekankan bahwa sinergi antara pemerintah dan perguruan tinggi, khususnya PTMA, sangat krusial dalam menyukseskan reformasi pendidikan nasional.
Lima Program Prioritas Kemendikdasmen
Abdul Mu’ti menyebut bahwa saat ini Kemendikdasmen memiliki lima hingga enam program prioritas yang dapat dijalankan secara kolaboratif bersama PTMA.
Salah satu program tersebut adalah Revitalisasi Satuan Pendidikan, yang tidak hanya fokus pada perbaikan fisik sekolah, namun juga pembenahan tata kelola, peningkatan kapasitas kepala sekolah, dan tenaga pendidik.
Sekolah-sekolah diharapkan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri dan efisien dengan dukungan konsultan dan fasilitator profesional.
Kurikulum akan disusun secara adaptif, dengan penguatan karakter siswa dan peningkatan kualitas layanan pendidikan agar sesuai standar nasional dan internasional.
Pada tahun 2025, lebih dari 16.100 sekolah telah direvitalisasi dengan anggaran Rp16,9 triliun, dan target serupa akan tetap dijalankan tahun depan meskipun dengan anggaran yang sedikit berkurang.
Program prioritas lainnya adalah Peningkatan Kualitas Guru, termasuk melalui skema Pendidikan Profesi Guru (PPG) dengan kuota 808 ribu peserta, serta perluasan Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
Dalam skema RPL, pengalaman mengajar guru dapat diakui hingga 70 persen, memungkinkan guru yang belum menyelesaikan studi sarjana tetap dapat melanjutkan kariernya.
Bahasa Inggris Wajib dan Pendidikan Berbasis Kajian
Program Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) juga menjadi prioritas untuk memperkuat kapasitas pedagogik dan karakter siswa, di mana PTMA dapat dilibatkan sebagai pelatih dan pengembang modul.
Selain itu, mulai tahun 2027, Bahasa Inggris akan dijadikan mata pelajaran wajib sejak kelas 3 SD.
Pelatihan guru bahasa Inggris menjadi fokus utama, dan Mu’ti mengusulkan agar istilah “pelatihan” diganti menjadi “pendidikan” agar dapat disertifikasi dan mendukung profesionalisme guru.
Kemendikdasmen juga menekankan pentingnya kebijakan berbasis kajian akademik, di mana setiap kebijakan tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga merupakan rekayasa sosial untuk membentuk karakter bangsa.
Masukan dari kampus-kampus PTMA sangat dibutuhkan untuk menyusun kebijakan pendidikan dengan landasan filosofis dan akademik yang kuat.
Komitmen Kemitraan Pemerintah dan PTMA
Kemitraan strategis antara Kemendikdasmen dan PTMA dinilai sangat penting dalam menciptakan pendidikan yang merata, inklusif, dan berorientasi masa depan.
Dengan semangat kemitraan kulturalistik, semua pihak diajak untuk menghadirkan pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan otak, tetapi juga membentuk karakter siswa.
Rakernas Forum Rektor PTMA 2025 yang diselenggarakan pada 16–19 Oktober 2025 di Universitas Muhammadiyah Malang menjadi wadah refleksi dan konsolidasi kebijakan pendidikan nasional.
Forum ini juga menjadi ruang sinergi antara pemerintah dan kampus Muhammadiyah-Aisyiyah untuk bersama-sama mewujudkan pendidikan unggul dan berdampak bagi bangsa.
- Penulis :
- Aditya Yohan