Pantau - WhatsApp resmi memperkenalkan fitur passkey untuk mengakses cadangan obrolan terenkripsi end-to-end, memungkinkan pengguna memulihkan data tanpa perlu mengingat kata sandi atau menyimpan kunci enkripsi panjang.
Pemulihan Data Kini Lebih Praktis dan Aman
Fitur passkey memungkinkan pengguna membuka kembali cadangan obrolan WhatsApp ketika perangkat hilang, cukup dengan menggunakan pemindaian sidik jari, pemindaian wajah, atau kode kunci layar dari perangkat sebelumnya.
Menurut laporan TechCrunch pada Kamis, 30 Oktober 2025, WhatsApp selama bertahun-tahun belum memiliki sistem pemulihan berbasis otentikasi biometrik atau kunci perangkat, meski telah menggunakan enkripsi end-to-end.
Pada tahun 2021, Meta selaku induk perusahaan WhatsApp telah memperkenalkan sistem enkripsi end-to-end untuk cadangan yang dilindungi dengan kata sandi atau kunci enkripsi sepanjang 64 karakter.
Namun, sistem tersebut dinilai merepotkan karena pengguna harus menghafal kata sandi atau menyimpan kunci enkripsi untuk bisa memulihkan data.
Dengan hadirnya fitur passkey, pengguna tidak lagi perlu khawatir lupa sandi atau kehilangan akses karena kunci tidak tersimpan.
WhatsApp menyatakan bahwa peluncuran fitur ini akan dilakukan secara bertahap selama beberapa pekan dan bulan ke depan.
Untuk mengaktifkan fitur passkey, pengguna dapat membuka menu "Settings", memilih "Chats", lalu mengetuk "Chat Backup", memilih "End-to-end Encrypted Backup", dan memeriksa apakah opsi passkey telah tersedia.
WhatsApp Perkuat Fitur Keamanan untuk Lindungi Pengguna Lansia
Selain passkey, WhatsApp juga merilis serangkaian fitur keamanan baru guna menekan potensi penipuan, terutama yang menyasar kelompok lansia.
Meta akan menampilkan peringatan di aplikasi WhatsApp ketika pengguna mencoba membagikan layar mereka dalam panggilan dengan kontak yang tidak dikenal.
Fitur ini dirancang untuk mencegah penipu mencuri data penting seperti informasi perbankan atau kode verifikasi melalui metode berbagi layar.
WhatsApp juga mulai membatasi pengiriman pesan tanpa balasan sebagai langkah untuk mengurangi penyebaran spam.
- Penulis :
- Aditya Yohan
