Pantau Flash
HOME  ⁄  Teknologi & Sains

Ketika Komunikasi Lumpuh Total saat Bencana, Media Sosial Jadi Penyelamat Terakhir

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Ketika Komunikasi Lumpuh Total saat Bencana, Media Sosial Jadi Penyelamat Terakhir
Foto: (Sumber : Ilustrasi - Media sosial. (ANTARA/PIXABAY/Geralt).)

Pantau - Saat banjir bandang melanda sejumlah wilayah seperti Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Tanah Karo, Toba, Dairi, Tanah Datar, dan Agam di Sumatera Barat, seluruh jalur komunikasi konvensional lumpuh total.

Penyebabnya beragam, mulai dari padamnya listrik, robohnya menara BTS, jalan tertimbun longsor, hingga putusnya jembatan penghubung antarwilayah.

Dalam kondisi gelap dan terisolasi itu, satu-satunya alat komunikasi yang masih berfungsi hanyalah ponsel dengan sisa baterai.

Layar ponsel menjadi harapan terakhir, dan media sosial di dalamnya berperan sebagai penyambung komunikasi.

Media Sosial Menjadi Infrastruktur Tanggap Darurat Baru

Menurut data We Are Social dan Meltwater per Februari 2025, 97,8 persen pengguna internet di Indonesia aktif di media sosial.

Persentase ini menjadi sangat penting saat bencana besar terjadi, seperti banjir bandang akhir 2024 hingga awal 2025.

Media sosial terbukti menjadi tulang punggung penyelamat, mampu menembus kehancuran infrastruktur komunikasi akibat bencana.

Fenomena ini kini diakui secara global sebagai bagian dari transformasi digital dalam sistem penanggulangan bencana.

Prof Deen Freelon dari University of North Carolina, dalam jurnal Social Media and Crisis Communication, menyatakan bahwa media sosial berubah dari platform hiburan menjadi infrastruktur kemanusiaan paling tangguh saat krisis melumpuhkan jalur komunikasi resmi.

Ia mencatat bahwa kecepatan penyebaran informasi di media sosial bisa 12–18 kali lebih cepat dibandingkan saluran resmi dalam 30 menit pertama sejak bencana terjadi.

Pengalaman Indonesia di awal 2025 memperkuat temuan tersebut.

Saat jaringan komunikasi lumpuh, media sosial menjadi satu-satunya saluran komunikasi yang bertahan—memungkinkan penyebaran informasi darurat, koordinasi bantuan, dan penyelamatan korban secara cepat dan luas.

Para pakar komunikasi kini menyebut media sosial sebagai infrastruktur kemanusiaan terbesar yang dimiliki umat manusia saat ini.

Penulis :
Ahmad Yusuf