Pantau Flash
HOME  ⁄  Teknologi & Sains

Teknologi VR Bantu Lansia di AS “Bepergian” dan Atasi Isolasi Sosial dari Komunitas Pensiunan

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Teknologi VR Bantu Lansia di AS “Bepergian” dan Atasi Isolasi Sosial dari Komunitas Pensiunan
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Pengunjung mencoba teknologi virtual reality (VR) saat Festival Digital Jawa Timur 2024 di GOR Rangga Jaya Anoraga, Tuban, Jawa Timur, Rabu (23/10/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Mada/Spt.)

Pantau - Komunitas pensiunan The Terraces di Los Gatos, California, memanfaatkan teknologi Virtual Reality (VR) untuk membantu para lansia yang sudah tidak mampu bepergian tetap merasakan pengalaman petualangan dari tempat mereka tinggal.

Rendever Buka Akses Petualangan dan Kenangan Lewat Headset VR

Teknologi VR digunakan oleh pengasuh di komunitas untuk menghadirkan sesi virtual yang mengajak lansia usia 80–90 tahun menjelajahi tempat-tempat menarik seperti Eropa, laut dalam, hingga paralayang, hanya dengan mengenakan headset sambil duduk bersama.

Program ini dikembangkan oleh Rendever, perusahaan asal Somerville, Massachusetts, yang menyediakan pengalaman VR ke lebih dari 800 komunitas lansia di AS dan Kanada untuk meningkatkan fungsi kognitif dan interaksi sosial.

Dalam sesi yang diselenggarakan, para lansia terlihat aktif dan antusias — dari mengayunkan tangan seolah berenang dengan lumba-lumba hingga berseru kagum saat menikmati pemandangan dari balon udara.

“Kami bisa menyelam ke bawah air tanpa harus menahan napas!” seru Ginny Baird (81 tahun) usai mengikuti program.

Rendever juga memungkinkan para lansia mengunjungi kampung halaman atau tempat masa kecil mereka secara virtual — pengalaman yang bagi sebagian menjadi kunjungan pertama dalam puluhan tahun.

Sue Livingstone (84), yang menjelajahi kembali Queens, New York City, berkata, "Bukan hanya soal bisa melihatnya lagi, tetapi tentang semua kenangan yang muncul kembali."

Dikembangkan Serius, VR Dianggap Pelengkap Bukan Pengganti

Rendever menerima hibah senilai hampir USD 4,5 juta dari National Institutes of Health untuk meneliti dampak VR dalam mengurangi isolasi sosial pada lansia.

Penelitian menunjukkan bahwa sesi VR terbatas dapat membantu meningkatkan memori, memperkuat fungsi kognitif, dan mendorong interaksi sosial.

Kate Dupuis, neuropsikolog dari Sheridan College, memperingatkan agar VR tidak menggantikan interaksi sosial nyata.

“Jika digunakan secara hati-hati, dengan makna dan tujuan yang jelas, teknologi ini bisa sangat bermanfaat,” ujarnya.

Pallabi Bhowmick, peneliti dari University of Illinois, menyebut bahwa VR lebih mudah digunakan oleh lansia dibanding perangkat digital lainnya, dan stereotip bahwa lansia enggan mencoba teknologi sudah tidak relevan.

Program ini juga dianggap mampu memberikan hiburan, menurunkan stres, memperkuat koneksi sosial, serta mendukung interaksi lintas generasi.

CEO Rendever, Kyle Rand, mendirikan perusahaan ini pada tahun 2016 setelah pengalaman pribadi bersama neneknya yang mengalami kesepian akibat penuaan. Ia memiliki latar belakang neuroengineering dari Duke University.

Layanan sejenis juga dikembangkan oleh perusahaan seperti Mynd Immersive, berbasis di Dallas, yang sama-sama mengincar pasar VR untuk lansia — termasuk untuk menangani dampak demensia.

Penulis :
Gerry Eka